Luar Negeri
Dewan Kerjasama Teluk Menuntut Permintaan Maaf dari Pemimpin Palestina
Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Senin (7/9/2020) menuntut permintaan maaf dari pemimpin Palestina. Hal itu terkait yang digambarkannya sebagai "penghasut
SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Senin (7/9/2020) menuntut permintaan maaf dari pemimpin Palestina.
Hal itu terkait yang digambarkannya sebagai "penghasutan" oleh beberapa faksi Palestina untuk menentang blok ini.
Sekretaris Jenderal GCC Nayef Al-Hajraf mengutuk bahasa penghasutan dan ancaman yang tidak bertanggung jawab.
Perkataan itu dikeluarkan oleh faksi Palestina yang diadakan pada Kamis (3/9/2020).
Dia menyesalkan apa yang disebutnya kekeliruan dan keraguan tentang sikap bersejarah negara-negara GCC dalam mendukung rakyat Palestina.
Al-Hajraf meminta para pemimpin Palestina, serta para peserta pertemuan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, untuk meminta maaf atas pernyataan provokatif ini, lansir ArabNews, Senin (7/9/2020)
Al Hajraf mengatakan dewan tersebut menuntut permintaan maaf resmi mengingat pertemuan itu disiarkan di saluran TV Palestina yang dikelola pemerintah.
Warga Palestina telah marah dengan kesepakatan antara UEA dan Israel bulan lalu untuk menjalin hubungan penuh.
Sebelumnya, pada Kamis (3/9/2020), Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan dialog nasional yang komprehensif.
Dia mengatakan gerakan Fatah dan Hamas harus memulai dialog untuk mendukung cara-cara mengakhiri perpecahan.
Harus sesuai dengan prinsip "satu pemerintahan dan satu sistem politik".
Selama konferensi video pada Kamis (3/9/2020) dengan ketua kelompok Palestina di Ramallah dan Beirut, Abbas mengatakan:
"Mulai sekarang, tidak ada yang berwenang untuk berbicara atas nama kami. Kami hanya berbicara untuk tujuan kami".
Pertemuan intra-Palestina diadakan untuk membahas cara-cara mencegah rencana aneksasi Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Itu juga terjadi pada saat UEA telah mengumumkan perjanjian normalisasi dengan Israel.