Palestina Kian Terlupakan di Timur Tengah, Negara Arab Meninggalkannya dalam Senyap, Ini Buktinya

para ahli yang telah lama memusatkan perhatian pada konflik Israel-Palestina, mengatakan itu sebagai krisis sentral di Timur Tengah.

Editor: Amirullah
AFP/JAAFAR ASHTIYEH
Pasukan keamanan Israel melepaskan semprotan cabai ke demonstran Palestina yang memprotes rencana perluasan pemukiman Yahudi di Asira Shamaliya, Nablus, Tepi Barat, Senin (17/8/2020). 

SERAMBINEWS.COM -  Negara-negara di Timur Tengah dulunya terkenal solid

Misalnya ketika Menteri Luar Negeri Alexander Haig menciptakan "konsensus strategis" pada hampir 40 tahun lalu.

Di mana "konsensus strategis" itu terjadi antara Arab Saudi, Yordania, Israel, Turki, Pakistan, dan Irak dengan melawan musuh bersama, yaitu Uni Soviet.

Tapi rencana Haig tidak berhasil.

Walau begitu, negara-negara Arab, yang menjadi tumpuan rencana itu, terus mematuhi “three no’s” yang diumumkan Liga Arab di Khartoum setelah Perang Enam Hari 1967.

Seperti dilansir dari nationalinterest.org pada Senin (7/9/2020), saat itu, tidak ada perdamaian dengan Israel, tidak ada pengakuan atas Israel, dan tidak ada negosiasi dengannya.

Meliuk-liuk Seperti Monster Ular, Makhluk Raksasa Sepanjang 20 Meter Muncul ke Permukaan Sungai

Setelah Pisah 10 Tahun, El Ibnu Bertemu Mantan Kekasih Sarah Dee: Cinta Pertama

Tapi semua berubah ketika Mesir yang dipimpin Presiden Anwar Sadat berdamai dengan Israel pada 1979.

Akibatnya Liga Arab mengusir Mesir dari anggota.

Selama beberapa dekade, terutama setelah Perjanjian Oslo 1993 antara Israel dan Otoritas Palestina, para ahli Timur Tengah berpendapat bahwa negara-negara Arab akan terus mematuhi “three no’s”.

Sampai ada kesepakatan dua negara yang akan mengembalikan Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur ke Palestina.

Hanya saja, waktu terus berjalan dan semuanya mulai berubah.

Kini, negara-negara Arab punyai versi terbaru dari strategi "konsensus" Haig.

Di mana ini merupakan pandangan yang disepakati oleh para ahli.

Pandemi Covid-19 Masih Melanda Indonesia, 450 TKA China Tiba-tiba datang ke Bintan Untuk Bekerja

Baru Tayang Streaming di Disney Plus, Film Mulan Dapat Ancaman Boikot di Beberapa Negara Karena Ini

Misalnya ketika Mesir diterima kembali di Liga Arab pada tahun 1989 dan ketika Liga tersebut tidak mengambil tindakan terhadap Yordania pada tahun 1994 ketika mereka menandatangani perjanjian damai dengan Israel setelah Oslo.

Alasannya sederhana, para ahli takut terjadi pemberontakan terhadap para penguasanya karena alasan ekonomi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved