Luar Negeri

Makin Panas, India Kirim Lima Jet Tempur Baru ke Perbatasan China, Siap Serang Musuh?

Menteri Pertahanan India menyebut kedatangan 5 jet tempur Rafale dari Perancis sebagai "pesan kuat" kepada musuh-musuhnya.

Editor: Faisal Zamzami
Foto: Russia Military Analysis
Jet tempur siluman Rusia, Su-57 

SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Menteri Pertahanan India menyebut kedatangan 5 jet tempur Rafale dari Perancis sebagai "pesan kuat" kepada musuh-musuhnya.

India mendatangkan lima unit jet tempur Rafale di tengah gesekan yang meningkat dengan China di perbatasan.

Total dana senilai 9,4 miliar dollar AS (Rp 139,78 triliun) dikucurkan India untuk membeli 36 unit jet tempur Rafale, dengan 5 di antaranya siap beroperasi setelah seremoni di Ambala, India utara.

"Masuknya Rafale adalah pesan kuat bagi dunia dan terutama bagi mereka yang menantang kedaulatan India," kicau Menteri Pertahanan India Rajnath Singh, tanpa menyebut China secara langsung.

"Negara kami tidak akan mengambil langkah apa pun untuk mengganggu perdamaian di mana pun. Kami mengharapkan hal yang sama dari para tetangga kami," tambah Singh dikutip dari AFP.

Lebih lanjut AFP pada Kamis (10/9/2020) memberitakan, awal pekan ini tembakan dilepaskan untuk pertama kalinya dalam 45 tahun di perbatasan Himalaya dengan China.

Sebelumnya bentrokan terjadi dengan baku hantam pada Juni yang menewaskan 20 tentara India, sedangkan China tidak mengungkap jumlah korbannya.

Menteri Luar Negeri India dan China akan bertemu di Moskwa malam ini dalam upaya meredakan ketegangan antara dua negara terpadat di dunia itu.

Sejak bentrokan mematikan pada 15 Juni, kedua pihak mengirim puluhan ribu pasukan tambahan ke perbatasan pegunungan itu yang tidak pernah ditandai dengan jelas.

Bahkan sebelum hubungan dengan China memanas, India secara strategis bergerak lebih dekat ke Barat, untuk memperdalam kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat (AS), lalu Jepang dan Australia di kawasan Asia-Pasifik.

 "Negeri Bollywood" juga memulai modernisasi angkatan bersenjatanya senilai 130 miliar dollar AS (Rp 1,93 kuadriliun), termasuk memesan helikopter serang dari AS dan sistem pertahanan rudal dari Rusia.

Manoj Joshi ahli pertahanan dan kebijakan luar negeri di lembaga konsultan Observer Research Foundation yang berbasis di New Delhi mengatakan, jet tempur baru dari Perancis itu adalah "pendorong moral bagi pasukan pertahanan negara."

Tapi dia memperingatkan, "Jika Anda adalah China, Anda tidak akan menganggap serius beberapa Rafale. Sejumlah pesawat tidak dapat meredam kekuatan militer seperti China."

Kisah Tersembunyi Gerakan Houthi di Yaman, Ada Bocah Dicuci Otak di Ruang Gelap Bawah Tanah

Tangani Hak Siar Selama Pandemi, Klub Liga Italia Bikin Perusahaan Media Baru

Sebelumnya, China pada Selasa (8/9/2020) mengatakan, pasukannya terpaksa melakukan "tindakan balasan" setelah tentara India melintasi perbatasan Himalaya dan melepas tembakan.

Hubungan antara dua negara bertetangga yang sama-sama bersenjata nuklir itu memburuk sejak bentrokan di Ladakh pada 15 Juni, yang menewaskan 20 tentara India.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved