Berita Luar Negeri

Giliran Bahrain Mesra Dengan Israel Setelah UEA, Cita-cita Negara Palestina Terancam

Langkah berani Bahrain dapat memicu protes keras dari negara-negara Islam, dan dapat membuat Palestina semakin terisolasi.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
istockphoto.com
Bendera Bahrain dan Israel 

SERAMBINEWS.COM - Bahrain mengikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA) untuk menormalisasi hubungan dengan Israel pada hari Jumat (11/9/2020).

Langkah berani Bahrain yang mulai mesra dengan Israel dapat memicu protes keras dari negara-negara Islam, dan dapat membuat Palestina semakin terisolasi.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memposting pengumuman itu di Twitter, setelah dia berbicara melalui telepon, kepada Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

"Ini benar-benar hari dan trobosan yang bersejarah," kata Trump, mengutip dari Reuters, Sabtu (12/9/2020),

Trump mengatakan dirinya sangat yakin jika negara lain akan mengikut langkah yang sama.

"Membuka dialog langsung dan hubungan antara dua masyarakat dinamis dan ekonomi maju ini akan melanjutkan transformasi positif Timur Tengah,

dan meningkatkan stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di kawasan," kata Amerika Serikat, Bahrain dan Israel dalam pernyataan bersama.

Perjanjian Bersejarah UEA-Israel Bakal Ditandatangani di AS, Pengkhianatan UEA Terhadap Palestina?

Mengutuk Normalisasi Hubungan UEA-Israel, Di Mana Negara-negara Arab Saat Muslim Uighur Ditindas?

Sementara itu, warga Palestina kecewa, khawatir langkah Bahrain dan sesama negara Teluk Arabnya, Uni Emirat Arab, akan melemahkan posisi pan-Arab lama,

yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah yang diduduki dan penerimaan kenegaraan Palestina sebagai imbalan untuk hubungan normal dengan negara-negara Arab.

Sebulan yang lalu, UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah kesepakatan yang ditengahi AS.

Viral Atraksi Heboh Penjual Burger Kaki Lima, Lukis Bentuk Hati Hingga Nama Dengan Isi Telur

Tak Terima Anak Kandungnya Hamil Luar Nikah, Kakek Nenek Ini Rela Bakar Cucunya Hidup-Hidup

Netanyahu mengatakan keputusan Bahrain menandai "era baru perdamaian".

“Selama bertahun-tahun yang panjang, kami berinvestasi dalam perdamaian, dan sekarang perdamaian akan berinvestasi pada kami,

akan menghasilkan investasi yang benar-benar besar dalam ekonomi Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri UEA, Hend al-Otaiba, mengucapkan selamat kepada Bahrain dan Israel.

Bahrain Izinkan Pesawat dari UEA Melintasi Wilayah Udaranya

Arab Saudi Izinkan Semua Pesawat dari UEA di Atas Udara Kerajaan, Posisi ke Palestina tak Berubah

Al-Otaiba mengatakan, itu menandai pencapaian penting dan bersejarah lainnya yang akan memberikan kontribusi besar bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan.

Bahrain, sebuah negara kepulauan kecil, adalah rumah bagi markas regional Angkatan Laut AS.

Arab Saudi pada tahun 2011 mengirim pasukan ke Bahrain untuk membantu memadamkan pemberontakan dan, bersama Kuwait dan UEA, pada 2018 menawarkan dana talangan ekonomi sebesar USD 10 miliar kepada Bahrain.

Bahrain Menjadi Negara Keempat

Bahrain menjadi negara Arab keempat yang mencapai kesepakatan hubungan dengan Israel.

Sebelumnya, Mesir dan Yordania sudah bertukar kedutaan beberapa dekade lalu, dan UEA yang baru-baru ini.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Palestina, mengutuk perjanjian itu sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina.

"Pimpinan Palestina menolak langkah yang diambil oleh Kerajaan Bahrain dan menyerukannya untuk segera mundur dari itu.

UEA Luar Biasa, Seusai Bertteman dengan Yahudi, Jalur Penerbangan ke Israel Dibuka Pekan Depan

Donald Trump Kirim Menlu dan Jared Krushner ke Timur Tengah, Bujuk Tetangga UEA Ikuti Jejaknya

Karena kerusakan besar yang ditimbulkannya pada hak-hak nasional yang tidak dapat dicabut dari rakyat Palestina dan tindakan bersama Arab," kata pernyataan itu.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan duta besar Palestina untuk Bahrain dipanggil kembali untuk konsultasi.

Di Gaza, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan keputusan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel merupakan kerugian besar bagi perjuangan Palestina, dan mendukung pendudukan.

Hossein Amir-Abdollahian, penasihat khusus urusan internasional untuk ketua parlemen Iran, menyebut keputusan Bahrain sebagai pengkhianatan besar bagi perjuangan Islam dan Palestina.

Update Harga Emas - Hari Ini Harga Emas Naik, Ini Rincian Harga Per Gram

Hendak Makan Malam, Tapi Pekerja Restoran tak Ada, Sekeluarga Terkejut Saat Lihat ke Belakang

"Para pemimpin yang kurang hati-hati di UEA, Bahrain tidak boleh membuka jalan bagi skema Zionis," kata pejabat itu. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved