Mengapa Loreng Jadi Pilihan Seragam Militer di Dunia? Ini Penjelasannya
Pasukan militer di berbagai negara memiliki kekhasan pada seragamnya. Ya, corak loreng.
SERAMBINEWS.COM - Pasukan militer di berbagai negara memiliki kekhasan pada seragamnya. Ya, corak loreng.
Corak khas tersebut juga tampak pada seragam prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan loreng hijau, coklat, dan hitam.
Sementara itu, pasukan militer di beberapa negara di Timur Tengah menggunakan seragam coklat muda loreng seperti warna gurun.
Lantas, mengapa loreng menjadi pilihan seragam militer di dunia?
Pengamat militer dari Institute For Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengatakan corak loreng pada seragam militer merupakan bagian dari strategi perang, yaitu kamuflase.
"Sebenarnya itu terkait dengan strategi perang. Kalau dulu seragam justru warnanya cerah, asesorisnya banyak," kata Fahmi kepada Kompas.com, Minggu (13/9/2020).
"Sejak strategi perang modern diperkenalkan, teknik kamuflase juga berkembang," lanjutnya.
Menurutnya, teknik kamuflase ini tak hanya digunakan pada seragam militer, tetapi juga pada alutsista atau sistem persenjataan.
Maka tak heran, jika beberapa alutsista, seperti tank memiliki warna yang sama dengan seragam pasukan militer, yaitu bercorak loreng.
• Besok, 576 Peserta CPNS Kemenag Aceh Ikut Seleksi Kompetensi Bidang
• Hari Ini, Bertambah Dua Warga Lhokseumawe yang Terpapar Covid-19
Perbedaan warna
Terkait warna, jelas Fahmi, biasanya setiap negara atau kawasan memiliki warna yang berbeda.
Perbedaan warna tersebut menyesuaikan dengan medan tempur dan kondisi alam suatu negara atau kawasan.
"Misalnya Indonesia memilih seragam yang didominasi warna coklat, hijau, hitam, itu bagian dari teknik kamuflase," jelas dia.
Menurut dia, penggunaan seragam loreng ini mulai dikenal sejak abad ke-19 ketika organisasi dan strategi militer diperbarui.
Namun, seragam loreng semakin populer setelah perang dunia kedua.