Seniman Berkarya
99 Puisi Karya Wartawan - Penyair Terhimpun dalam Peradaban Baru Corona, Dua dari Aceh
Sejumlah 99 puisi karya wartawan –penyair berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dikumpulkan dalam antologi bersama “Peradaban Baru Corona....
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah 99 puisi karya wartawan – penyair berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dikumpulkan dalam antologi bersama “Peradaban Baru Corona; Puisi 99 Wartawan Penyair” diterbitkan PT Anugrah Java Media, 2020.
Berisi kesaksian tentang kedatangan Corona dalam bentuk puisi. Karya-karya reflektif itu diseleksi oleh budayawan Remy Sylado. Ia sendiri yang kemudian menuliskan prolog buku ini.
Wartawan - penyair yang karyanya lolos kurasi, juga sudah menerima buku dalam bentuk PDF, serta honorarium Rp 500 ribu per orang.
Wina Armada Sukardi, koordinator penerbitan buku ini, menjelaskan, awalnya direncanakan buku ini menghimpun karya penyair seluruh Indonesia, sebagai ruang ekspresi pada masa pandemi.
“Muncul persoalan. Penyair di seluruh Indonesia begitu banyak, sehingga kalau seluruhnya kami tampung, pastilah bukunya bakal terlalu tebal. Selain itu, seleksi terhadap karya-karya penyair nya juga bukan pekerjaan yang mudah,” kata Wina Armada.
Panitia penerbitan -- terdiri Koordinator: Wina Armada Sukardi, Humas : Dheni Kurnia dan Benny Benke. Editor : Agatha Tan. Desain Cover: Tere Agusto. Lay Out : Pramudya-- kemudian berdiskusi kembali. Akhirnya diputuskan hanya menerbitkan karya wartawan - penyair. Proses seleksi karya diserahkan kepada budayawan Remy Sylado. Terpilih 99 karya puisi.
Panitia penerbitan mengharapkan buku ini dapat "merekam" momentum pandemic Virus Corona melalui sudut pandang estetika. Cara mata dan hati penyair menjadi saksi sejarah terhadap kehadiran pandemi Corona tentu berbeda
Dengan sudut pandang seorang ilmuwan sosial, apalagi kedokteran.
Bagaimana mereka mencatat fenomena ini tentu kami harapkan menjadi sesuatu yang menarik dan bermanfaat, dan bahkan menjadi ‘prasasti’ versi penyair.
Sedangkan untuk Epilog ditulis Profesor Abdul Hadi W.M, penyair dan juga guru sastra. Buku ini juga menampilkan karya dua penyair tamu, Sutardji Calzoum Bachri dan KH Mustofa Bisri. Dari Aceh karya dua wartawan penyair yang lolos, Salman Yoga, LintasGayo, dan Fikar W.Eda dari Serambi Indonesia.(*)
• Anjing Menangis Setelah Dipaksa Makan Hidangan Bercabai Pedas, Mengalir Air Matanya
• Bangkai Gajah Dikuburkan di Mila Pidie, Petugas BKSDA Ambil Gading
• Pria Ini Cabuli Adik Sepupu Berkali-kali, Terungkap Saat Korban Cerita ke Teman