Breaking News

Luar Negeri

AS Jatuhkan Sanksi Dua Bisnis Milik Hizbullah Bersama Sultan Khalifa As'ad

Pemerintah AS menjatuhkan sanksi ke pada dua bisnis di Lebanon yang berada di bawah kendali Hizbullah dan mendapat untung dari korupsi.

Editor: M Nur Pakar

SERAMBINEWS.COM, CHICAGO - Pemerintah AS menjatuhkan sanksi ke pada dua bisnis di Lebanon yang berada di bawah kendali Hizbullah dan mendapat untung dari korupsi.

Sultan Khalifa As'ad, yang disebut sebagai pejabat Hizbullah dan memiliki hubungan dekat dengan kedua perusahaan, juga dimasukkan dalam daftar sanksi.

"Amerika Serikat menunjuk Arch Consulting dan Meamar Construction dikendalikan atau diarahkan oleh Hizbullah," kata Menteri Luar Negeri Michael Pompeo dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (17/9/2020).

Dia mengatakan Hizbullah merupakan organisasi teroris asing dan Teroris Global yang telah ditetapkan oleh AS.

"Kami menunjuk Sultan Khalifa As'ad sebagai pemimpin atau pejabat Hizbullah," tambahnya.

Dua bisnis dari banyak perusahaan yang melapor ke Dewan Eksekutif Hizbullah, lansir ArabNews, Kamis (17//2020),

Lebanon Akhiri Perbudakan Pekerja Rumah Tangga, Bisa Pulang dan Tetap Bisa Pegang Paspor

Dikatakan, organisasi tersebut telah menggunakan perusahaan untuk menyembunyikan aktivitas ekonomi dan menghindari sanksi AS.

Dia menambahkan:

"Hizbullah bekerja sama dengan mantan menteri Lebanon Yusuf Finyanus untuk memastikan Arch dan Meamar memenangkan kontrak pemerintah Lebanon senilai jutaan dolar AS."

"Perusahaan mengirimkan sebagian dari dana tersebut ke Dewan Eksekutif Hizbullah."

" Amerika Serikat menunjuk Finyanus pada 8 September 2020 karena menyalahgunakan posisi kabinetnya untuk memberikan dukungan material kepada Hizbullah."

Model Lebanon Nour Arida Bermigrasi ke Paris Setelah Ledakan Beirut

Finyanus, salah satu dari sejumlah mantan menteri Lebanon yang dituduh oleh Washington memberikan dukungan material kepada Hizbullah masuk daftar hitam bulan ini.

Arch Consulting sebelumnya merupakan bagian dari Hizbullah yang terus memberikan dana kepada Jihad Al-Bina, sebuah perusahaan konstruksi terkemuka yang dikelola Hizbullah yang mendapat sanksi dari AS pada 2007, kata Pompeo.

"Sultan Khalifa As'ad mengawasi Arch, Meamar dan perusahaan Hizbullah lainnya dalam posisinya di Dewan Eksekutif Hizbullah, di mana dia membantu mengelola urusan kota kelompok teroris," tambahnya.

"As'ad berkoordinasi langsung dengan Hashim Safi Al-Din, Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, untuk memandu aktivitas Arch, Meamar, dan perusahaan Hizbullah lainnya," tambahnya.

Pompeo mengatakan para pemimpin politik Lebanon telah lama mengeksploitasi kurangnya transparansi dalam ekonomi negara untuk menyembunyikan upaya mereka memperkaya diri sendiri dan sekutu mereka.

Sambil berpura-pura membela hak rakyat.

90 Anggota Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Positif Virus Corona

Sebaliknya, mereka terus mengalihkan kontrak yang menguntungkan kepada sekutu politik, meskipun ada protes publik yang sudah berlangsung lama terhadap korupsi.

“Rakyat Lebanon telah berdemonstrasi menentang korupsi selama hampir satu tahun dan menuntut pemerintah mereka memenuhi kebutuhan dasar mereka setelah puluhan tahun disfungsi politik,” kata Pompeo.

“Rakyat Lebanon pantas mendapatkan yang lebih baik, dan Amerika Serikat akan terus mendukung seruan mereka untuk diakhirinya korupsi dan pemerintahan yang lebih responsif," ujar Pompeo.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved