Pidie Dapat Jatah 10 Ribu Rapid Test
Pemerintah Aceh akan menjatahkan 10 ribu alat rapid test untuk Kabupaten Pidie. Alat tersebut diberikan dalam bentuk dana yang diplotkan
SIGLI - Pemerintah Aceh akan menjatahkan 10 ribu alat rapid test untuk Kabupaten Pidie. Alat tersebut diberikan dalam bentuk dana yang diplotkan dalam APBK-Perubahan 2020 untuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pidie.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie, Evi Almanidar, didampingi Kabid Pelayanan, Irwan Syahputra kepada Serambi, Kamis (17/9/2020). Dijelaskan, bantuan dalam bentuk dana itu diberikan Pemerintah Aceh yang nantinya akan dimasukkan dalam APBK-Perubahan 2020 Pidie.
"Saat ini APBK-P sedang dibahas. Jika APBK-P selesai dibahas, saya rasa dana untuk pembelian alat rapid test sudah bisa kita gunakan. Alat rapid test ini digunakan untuk skrining, sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui kondisi tubuh," jelasnya.
Apalagi, kata Evi, sejak akhir Agustus 2020, alat rapid test di Gudang Dinkes setempat kosong. Namun kekosongan rapid test tidak mengganggu pelayanan di Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu (Pustu). Kepada warga yang mengalami gejala penyakit, pihaknya mengimbau untuk memeriksakan diri ke RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli.
Sementara untuk alat pelindung diri (APD), sebut Evi, hingga kini masih ada stok di Gudang Dinkes Pidie. Dia mengungkapkan kendala dalam mendisiplinkan warga menjalankan protokol kesehatan (prokes). Contohnya, masyarakat belum mau menggunakan APD saat proses pemakaman pasien Covid-19.
"Kami antar APD untuk dipakai keluarga almarhum, tapi malah petugas yang dicaci maki. Keluarga almarhum tidak mau menggunakannya, padahal petugas menjalankan protap yang telah tertuang dalam aturan," kata Evi.
Kendala lainnya, masih banyak masyarakat yang belum percaya bahwa virus Corona itu berbahaya. Bahkan saat sosialisasi, ada warga yang menuduh Corona sebagai proyek petugas kesehatan. "Biasanya warga usia lanjut dominan terkena virus Corona karena dibawa orang tanpa gejala (OTG) yang tubuhnya sehat. Makanya perlu jaga jarak dan pakai masker," ujarnya.
Evi Almanidar juga mengungkapkan, insentif tenaga medis sekitar Rp 4,4 miliar yang dijatahkan untuk dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya di RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli belum cair. "Tidak semua dokter dan perawat mendapatkan insentif Covid-19, sebab ada rumusnya. Yakni, melalui tim verifikasi puskesmas hingga ke tim verifikator Dinkes Pidie," pungkasnya.
Sementara itu, Puskesmas Pembantu (Pustu) Paleue di Gampong Lambideng, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, sejak Kamis (17/9/2020) tutup pelayanan. Penutupan Pustu tersebut akibat adanya pasien Covid-19 yang datang berobat ke fasilitas tersebut.
Sekretaris Dinkes Pidie, Evi Almanidar mengatakan, Pustu itu ditutup sementara untuk penyemprotan cairan disinfektan. Selain itu, petugas yang sempat kontak dengan pasien Covid-19 itu harus isolasi mandiri selama 10 hari. "Kita kan menjalankan protokol kesehatan untuk menghentikan penyebaran virus Corona," jelasnya.(naz)