Terletak di Posisi Strategis, Indonesia Dapat Megaproyek dari Dua Negara yang Saling Bermusuhan Ini
Indonesia juga tidak luput dari segala perhatian AS dan China, karena keduanya juga sudah menawarkan investasi yang menjanjikan.
SERAMBINEWS.COM - Dunia sedikit dibingungkan dengan kenetralan Indonesia terkait konflik dua musuh bebuyutan yaitu China dan Amerika Serikat.
Lebih-lebih, posisi Indonesia sangat 'strategis', jika tak mau disebut kutukan, untuk tempat pangkalan militer baru.
Indonesia juga tidak luput dari segala perhatian AS dan China, karena keduanya juga sudah menawarkan investasi yang menjanjikan.
Dan apakah Indonesia akan mulai memihak?
Untuk menjawab hal tersebut, mari cek beberapa fakta berikut.
Mengutip Reuters, Indonesia telah menandatangani kesepakatan dengan AS untuk perkuat modal infrastruktur.
Investasi tersebut dilaksanakan lewat investasi perusahaan swasta, dan sudah disahkan oleh Menlu Retno Marsudi dan Departemen Keuangan AS Jumat lalu.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin tandatangani kesepakatan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara terpisah pada Jumat, menurut pernyataan yang diunggah di situs Departemen Keuangan AS.
Juru bicara Kementerian Keuangan Indonesia Rahayu Puspasari mengatakan dalam pernyataan terpisah jika perjanjian itu memperkuat perkembangan pasar kapital dan instrumen finansial untuk memfasilitasi dan mengurangi batasan investasi swasta terkait infrastruktur negara.
Puspasari mengatakan jika perjanjian itu dapat meningkatkan kapasitas aset daur ulang, berdampak memberikan penilaian untuk keuangan yang sudah diberikan dan pengaturan kreditnya.
Sementara Departemen Keuangan AS menyatakan perjanjian tersebut mendukung Strategi Indo-Pasifik Pemerintah AS dengan melengkapi upaya di bawah Peningkatan Pertumbuhan dan Perkembangan dengan Energi (Asia EDGE) dan Transaksi Infrastruktur dan Jaringan Asisten (ITAN).
Apakah berarti Indonesia memihak AS? Tunggu sebentar.
Di saat yang bersamaan, Indonesia rupanya juga tawarkan proyek baru senilai 60 milyar Dolar AS kepada investor China.
Tawaran ini merupakan penguat inisiatif Belt and Road di Indonesia, disebutkan oleh pejabat senior yang tidak disebutkan namanya.
Indonesia tetap lakukan tawaran itu meski ada kekhawatiran tentang pinjaman yang menggurita dengan China.