Berita Banda Aceh
Rektor Unsyiah: Kualitas Pendidikan Siswa Aceh Terendah Nasional, Tamparan Keras bagi Semua Pihak
Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Selasa (22/9/2020) kemarin merilis hasil evaluasi Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk..
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Jalimin
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Selasa (22/9/2020) kemarin merilis hasil evaluasi Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) Tahun 2020.
Dalam laporan tersebut, dijabarkan penilaian rata-rata Tes Potensi Skolastik (TPS) siswa sekolah dari seluruh provinsi di Indonesia yang mengikuti UTBK SBMPTN.
“Berdasarkan keseluruhan komponen penilaian ternyata Aceh tercatat sebagai salah satu provinsi dengan skor TPS terendah secara nasional,” ungkap Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang juga Wakil Ketua I LTMPT, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Selasa (22/9/2020) siang.
Samsul juga menerangkan arti TPS dalam ujian tulis tersebut. TPS adalah Tes Potensi Skolastik yang merupakan salah satu jenis tes untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, yaitu kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya di perguruan tinggi.
"Kemampuan ini meliputi empat penilaian, yaitu penalaran umum, pemahaman bacaan dan menulis, pengetahuan dan pemahaman umum, serta pengetahuan kuantitatif," urai Samsul Rizal.
Di Pulau Sumatra, lanjut Samsul, Aceh tercatat satu-satunya provinsi dengan nilai TPS terendah. Posisi Aceh sejajar dengan provinsi di kawasan timur Indonesia, seperti Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan sebagian provinsi di Sulawesi.
Pada penilaian ‘Kemampuan Penalaran Umum’ serta ‘Pengetahuan dan Kemampuan Umum’, Provinsi Papua dan Papua Barat malah memiliki nilai jauh lebih baik daripada Aceh.
Begitu juga pada penilaian ‘Kemampuan Kuantitatif’ dan ‘Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis’, Aceh harus mengakui keunggulan Papua Barat.
"Secara keseluruhan, Aceh menduduki posisi terendah nasional dari semua komponen penilaian TPS," ujar Prof Samsul.
Realitas ini, menurut Samsul, merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan Aceh. Terlebih lagi Aceh memiliki kucuran dana besar yang sepatutnya memberi dampak signifikan bagi pembangunan dunia pendidikan.
“Ini adalah tamparan besar bagi kita semua. Kondisi ini seharusnya tidak perlu terjadi. Ada kesalahan dalam pengelolaan pendidikan di Aceh dari tingkat dasar hingga menengah yang harus kita benahi segera bersama-sama,” imbuh Samsul.
Hasil penilaian secara nasional ini, kata Samsul, menjadi cerminan kualitas dan kemampuan siswa SMA Aceh dalam bersaing merebut kursi masuk ke perguruan tinggi tahun 2020. Jika ini tidak diatasi dengan serius, dapat memberikan dampak besar bagi generasi Aceh ke depan.
Bahkan, tidak tertutup kemungkinan perguruan tinggi di Aceh akan diserbu oleh siswa dari luar Aceh dan kondisi ini telah terlihat di kampus yang dipimpinnya.