Terperangkap dalam Toko Terbakar, "Mak, Tolong Kami"
Intan (35) bersama dua anaknya, Syifa Humaira (10) dan Nasuha (7), meninggal dunia setelah terjebak api yang membakar Toko ‘Muda Jaya’ di Jalan
* Ibu dan Dua Anak Meninggal Berpelukan
BIREUEN - Intan (35) bersama dua anaknya, Syifa Humaira (10) dan Nasuha (7), meninggal dunia setelah terjebak api yang membakar Toko ‘Muda Jaya’ di Jalan Banda Aceh-Medan, kawasan Cureh, Kecamatan Kota Juang, Bireuen, Senin (21/9/2020) sekitar pukul 22.40 WIB. Saat ditemukan di kamar mandi lantai dua toko tersebut, ketiga jenazah korban dalam posisi berpelukan. Sebelum meninggal yang diduga akibat terkepung asap tebal, Intan sempat meminta tolong kepada ibunya, Darmani (61), yang tinggal di Desa Tanjong Awe, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, melalui handphone (Hp).
“Saat menelepon ibunya, ia (Intan-red) sedang terjebak dalam api yang membakar toko tempat tinggalnya selama ini. Dia meminta tolong, ‘Tolong... Tolong... Mak’ berkali-kali. Saat ibunya mau minta Intan dan anak-anak naik ke lantai atas, tidak ada lagi jaringan dan seketika itu pula sambungan Hp terputus,” jelas Abdul Muthaleb (71), ayah Intan kepada Serambi saat menunggu prosesi fardhu kifayah anak dan dua cucunya di RSUD Bireuen, Selasa (22/9/2020) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Mendapat telepon dari anaknya yang sedang terjebak dalam kebakaran, menurut Abdul Muthaleb, ia dan istrinya Darmani berserta sejumlah keluarga lain langsung berangkat ke Bireuen dengan mobil minibus milik famili dekat mereka. “Saat itu, kami tidak membayangkan
sama sekali jika anak dan dua cucu kami meninggal dunia. Apalagi, dua hari lalu mereka baru pulang ke Geudong (Samudera),” ungkapnya.
Karena buru-buru, mereka berangkat melalui Jalan Elak dari kawasan Buket Rata ke Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Saat perjalanan yang diperkirakan sudah melewati Lhokseumawe, menurut Abdul Muthaleb, istrinya kembali mendapat telepon dari keluarga lain yang mengucapkan ‘Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.’ Mendengar kalimat tersebut, sambung Abdul Muthaleb, ia langsung terdiam dan istrinya pun nyaris pingsan.
Sementara itu, seorang keluarga korban mengungkapkan, saat ditemukan dalam kondisi berpelukan, pakaian di badan intan dan dua anaknya yang selama ini tercatat sebagai murid kelas III dan II SDIT Azkiya, Bireuen, masih lengkap. Hanya terlihat lebam di badan mereka dan ketiganya tidak terbakar. “Kemungkinan ketiganya kehabisan oksigen karena dikepung asap tebal dan panasnya jilatan api ke dinding kamar mandi tempat mereka berlindung. Dari bawah api dari atas juga api,” ujar anggota keluarga korban tersebut.
Amatan Serambi, setibanya Abdul Muthaleb dan keluarga di RSUD dr Fauziah Bireuen yang berjarak sekitar 30 meter dari kamar mayat rumah sakit itu langsung terdengar suara tangisan dan lafaz “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadar Rasulullah.’ Bahkan, kalimat Tauhid tersebut terus menerus diucapkan oleh Darmani sejak tiba ia di rumah sakit sampai mobil jenazah berangkat membawa jenazah ketiga korban ke Kecamatan Samudera.
Tak lama kemudian, beberapa anggota keluarga mereka segera membopong Darmani yang nyaris terjatuh. Sedangkan wajah Abdul Muthaleb dan seluruh familinya yang hadir terlihat sembab. “Tolong pegang Mak sebentar jangan sampai jatuh,” ujar anggota keluarga yang lain dan kemudian meminta Darmani dibawa ke kamar mayat untuk melihat anak dan dua cucunya yang sudah meninggal dunia.
M Jafar (38), suami Intan terus didampingi oleh anggota keluarganya. Suasana haru juga terlihat ketika jenazah ketiga korban dimandikan dan dikafankan di kamar mayat rumah sakit milik Pemkab Bireuen, tersebut. M Jafar juga ikut memandikan istri dan dua anaknya. Setelah proses itu selesai, Jafar duduk bersimpuh di lantai kamar mayat sambil mengusap kepala istri dan dua anaknya untuk terakhir kalinya.
Kemudian, jenazah ketiga korban dimasukkan ke dalam peti jenazah dan selanjutnya pada Selasa (22/9/2020) pagi sekitar pukul 03.40 WIB dibawa pulang ke Desa Tanjong Awe, Kecamatan Samudera, dengan ambulans RSUD Bireuen, untuk dikebumikan di sana. Abdul Muthaleb dan istrinya Darmani ikut mendampingi pemulangan jenazah anak dan dua cucu mereka.
"Jenazah ketiga korban dibawa pulang ke kampung asal mereka sesuai kesepakatan antara pihak keluarga dan suaminya, M Jafar, yang juga berasal dari Geudong," ujar Rusli, keluarga dekat korban di RSUD Bireuen, Selasa (22/7/2020) dini hari WIB. Informasi lain yang diterima Serambi dari keluarga korban, tadi malam, jenazah Intan dan dua anak dimakamkan kemarin dalam satu liang.
M Jafar selama ini tinggal di toko tersebut bersama istri dan dua anaknya. Lantai bawah dijadikan tempat usahanya menjual sparepart dan bengkel sepeda motor. Selain Toko ‘Muda Jaya,’ kebakaran itu juga menghanguskan dua toko lain yaitu toko laundry milik Mutia Nora (45), warga Dusun Cureh Barat, Desa Geulanggang Gampong, Kota Juang, dan toko besi milik Zulfikar (37), warga Desa Cot Bada, Kecamatan Peusangan, Bireuen.
Kronologi kejadian
Informasi yang diperoleh Serambi, Selasa (22/9/2020), sebelum kebakaran terjadi, Intan bersama anaknya Syifa Humaira dan Nasuha sedang tidur di lantai dua. Sedangkan suaminya M Jafar, sedang berada di depan toko. Melihat kejadian tersebut, M Jafar langsung naik ke lantai atas. Namun, ia tak menemukan istri dan kedua anaknya.