Berita Eksklusif Aceh
Jika Ingin Memeriksa Saya, Periksa Dulu Bapak-bapak Ini
“Yang lebih parah, ada pelaku yang berniat menyebarkan HIV agar tidak hanya dia sendiri yang menderita,” MARZUKI
“Yang lebih parah, ada pelaku yang berniat menyebarkan HIV agar tidak hanya dia sendiri yang menderita,” MARZUKI, Kabid di Satpol PP-WH Aceh
SANGAT sulit mendapatkan informasi dari para pelaku LGBTQ. Mereka sangat tertutup. Sejumlah nama yang coba dihubungi Serambi, semuanya menolak memberikan keterangan. Namun ada beberapa hal menarik yang diperoleh berdasarkan keterangan orang-orang yang pernah berinteraksi langsung dengan mereka.
Salah satunya dari Maya (nama samaran) yang pernah melakukan penelitian tentang HIV/AIDS. Dalam prosesnya, ia berniat melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap seorang mahasiswa yang terindikasi LGBTQ. Namun, yang ia temukan justru jauh lebih mengejutkan. “Saya terkejut ketika mahasiswa itu menyebut nama salah satu dosen yang pernah ‘memakai’ mereka. Saya sangat kenal beliau, dan selama ini terlihat sangat normal,” ungkap Maya.
Dosen dimaksud mengajar di fakultas favorit salah satu universitas di Banda Aceh. Belakangan, informasi yang diperoleh Serambi, ternyata sudah menjadi rahasia umum bahwa di fakultas favorit dimaksud terdapat banyak kaum LGBTQ, bukan hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga melibatkan para dosen.
Lebih dari itu, mahasiswa tersebut ternyata menyimpan daftar nama orang-orang yang pernah menjalin hubungan dengan mereka, termasuk dari kalangan birokrat, kepolisian, dan bahkan anggota TNI. Daftar nama itu digunakan untuk menolak pemeriksaan yang akan dilakukan.
“Boleh periksa kami, tetapi kamu punya catatan orang-orang yang memakai kami di pemerintahan. Saya (juga) pernah dengan polisi dan TNI. Bapak-bapak itu dulu yang harus diperiksa, baru kami dengan sukarela diperiksa. Kami nggak mau hanya kami saja yang kena, sementara mereka tidak,” ujar Maya menirukan pernyataan mahasiswa tersebut.
Fenomena LGBTQ ternyata bukan lagi sekedar isu pinggiran yang hanya bergaung di ruang privat atau komunitas terbatas. Ia telah menjelma menjadi kenyataan sosial yang merambat ke berbagai lapisan kehidupan, dari lembaga pendidikan, instansi pemerintahan, hingga institusi penegak hukum seperti TNI dan Polri.
Korban jadi Pemangsa
Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP-WH Aceh, Marzuki, mengungkapkan bahwa sejumlah pelaku LGBTQ yang ditangkap mengaku sengaja terlibat dalam hubungan sesama jenis akibat pengalaman traumatis di masa lalu.
Beberapa di antaranya mengaku pernah menjadi korban sodomi, baik saat masih remaja maupun ketika sudah menjadi mahasiswa. “Ada tersangka yang mengaku pernah disodomi oleh orang lain. Lalu, ia mencari korban lain sebagai bentuk balas dendam. Namun, setelah itu justru menjadi ketagihan dan terus bergonta-ganti pasangan,” jelas Marzuki.
Ia menambahkan, dalam beberapa kasus yang berhasil diungkap, pelaku terbukti mengidap HIV. Bahkan, ada indikasi bahwa sebagian dari mereka sengaja menyebarkan virus tersebut. “Yang lebih parah, ada pelaku yang berniat menyebarkan HIV agar tidak hanya dia sendiri yang menderita,” lanjutnya.(yos/ra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.