Luar Negeri
Dari Mana Asal Lubang Misterius Sedalam 30 Meter di Siberia, Ilmuwan Duga Terbentuk oleh Ledakan Gas
Sebuah lubang misterius muncul di Siberia, Rusia yang tidak sengaja ditemukan kru TV baru-baru ini.
Salah satu bentuk taliks yang umum adalah di bawah danau, di mana air di atasnya memanas dan mengisolasi tanah di bawahnya.
Sementara para ilmuwan mencoba mengungkap mekanisme pasti di balik ledakan, prosesnya kemungkinan merupakan bentuk cryovolcanism yang melibatkan letusan es dan lumpur.
Ini terjadi dimulai dari kantong tanah yang tidak beku, yang disebut taliks, yang dikelilingi permafrost.
Namun, ilmuwan menyimpulkan dugaan asal-usul lubang misterius menganga di Kutub Utara Siberia kemungkinan terbentuk dari penumpukan gas yang eksplosif di dalam gundukan lumpur dan es yang membeku.
Lubang Misterius Sedalam 30 Meter
Sebelumnya, saat sedang melintas di atas tundra Siberia musim panas ini, kru TV Rusia melihat sebuah lubang besar misterius.
Ukurannya yang luar biasa besar, sedalam 30 meter dengan diameter lebih 20 meter membuat peneliti kemudian penasaran dan tertarik untuk memeriksanya.
Apalagi, lubang semacam itu ternyata bukanlah yang pertama ditemui.
Sebelumnya di wilayah yang sama terdapat lubang juga di tahun 2013.
Teori awal menyebut jika lubang tersebut merupakan hasil tabrakan meteorit, pendaratan UFO, bahkan runtuhnya fasilitas rahasia militer bawah tanah.
Namun, seperti dikutip dari IFL Science, Minggu (5/9/2020) lubang tersebut ternyata terbentuk akibat lapisan es (permafrost) yang mencair, akibat kenaikan suhu di daerah tersebut.
Permafrost merupakan tanah berbatu atau sedimen yang biasanya membeku sepanjang tahun dan mengandung simpanan besar karbon organik dan mikroorganisme beku.
Saat suhu menghangat dan lapisan es mulai mencair, bakteri dan mikroba lainnya hidup kembali dan mulai memompa keluar metana.
Metana yang terperangkap di bawah tanah ini kemudian menekan dan meledak, membentuk sebuah lubang menganga.
Saat kawah serupa terbentuk di masa lalu, penduduk setempat melaporkan mendengar suara keras dan bahkan melihat kepulan asap dan api. Namun, proses eksplosif itu tak tertangkap oleh peneliti.