Luar Negeri

Muhyiddin Yassin Perkuat Posisinya Sebagai PM Malaysia, Raih Kemenangan Krusial di Pemilu Sabah

Koalisi GRS memenangkan 38 kursi, berjarak 1 kursi dari minimum 37 dari total 73 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Editor: Faisal Zamzami
Capture Facebook Muhyiddin Yassin
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, Jumat (28/8/2020) sore, mengumumkan bahwa Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (PKPP) telah diperpanjang hingga 31 Desember 2020. 

SERAMBINEWS.COM, KOTA KINABALU – Di tengah krisis politik yang sedang melanda Malaysia, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menerima kabar menggembirakan dari negara bagian Sabah.

Koalisi pimpinannya Gabungan Rakyat Sabah (GRS) yang terdiri dari Perikatan Nasional dipimpin Bersatu, Barisan Nasional dipimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Bersatu Sabah (PBS) berhasil meraih kemenangan di pemilu negara bagian yang digelar kemarin Sabtu (26/9/2020).

Koalisi GRS memenangkan 38 kursi, berjarak 1 kursi dari minimum 37 dari total 73 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Learn more Koalisi petahahana Warisan Plus pimpinan Menteri Besar Shafie Apdal gagal memenangkan periode kedua setelah hanya meraih 32 kursi.

Warisan Plus berafiliasi dengan koalisi oposisi federal Pakatan Harapan. Sisa 3 kursi dipegang independen.

Pemilu Dini di Depan Mata?

Muhyiddin pada masa kampanye telah menyampaikan sangat besar kemungkinan dia akan menggelar pemilu dini jika GRS berhasil memenangkan Sabah.

Dengan kemenangan yang sudah di tangan, Perdana Menteri berusia 73 tahun itu akan memiliki kepercayaan diri tinggi untuk memenangkan pemilu dini.

Pemilu Sabah merupakan indikator krusial untuk mengukur dukungan rakyat negeri “Jiran” terhadap pemerintahan Muhyiddin yang baru berusia 7 bulan.

Kemenangan di Sabah akan memperkuat posisi politik Muhyiddin yang terus dirongrong sejak berkuasa 1 Maret lalu.

Mayoritas sangat tipis Muhyiddin di parlemen rawan jatuh sewaktu-waktu apalagi setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengklaim telah mengamankan mayoritas besar untuk membentuk pemerintahan baru.

Manfaat Tak Terduga Ramuan Jus Daun Pepaya, Wajah Terlihat Jauh Lebih Awet Muda

Pria Ini Nekat Potong Hidung, Belah Lidah dan Tato Bola Mata, Kini Wajahnya Mirip Alien Hitam

Muhyiddin dapat menjegal Anwar dengan secepat mungkin meminta Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah untuk membubarkan parlemen.

Namun langkah Muhyiddin belum tentu akan semulus yang dibayangkannya.

Banyak pihak menentang ide menggelar pemilu di tengah pandemic Covid-19 serta krisis ekonomi yang ditimbulkan.

Selanjutnya Sultan Abdullah juga diberitakan menurut The Straits Times akan memilih melantik Anwar sebagai Perdana Menteri baru jika dia dapat mengantongi minimal dukungan 118 parlementarian dari total 222.

Diskresi membubarkan parlemen ada di tangan Yang Dipertuan Agong yang saat ini masih dirawat di Institut Jantung Negara karena gangguan kesehatan.

Muhyiddin juga berpotensi menghadapi kendala berupa alotnya pembagian kursi parlemen dengan dua mitra koalisinya UMNO dan Partai Islam se Malaysia (PAS).

Ketegangan antara ketiga partai dengan basis dukungan dari suku Melayu ini terus meruncing terutama di level akar rumput.

Ujian besar kekompakan koalisi ini akan terlihat pada pemilihan Menteri Besar Sabah.

Sampai Minggu pagi ini, GRS belum dapat memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin baru negeri bagian di Pulau Borneo itu.

Muhyiddin secara implisit memberikan dukungan kepada Hajiji Mohd Noor dari partainya Bersatu.

Di sisi lain, UMNO melempar dukungan kepada politisi senior Sabah Bung Moktar Radin.

Perikatan Nasional menilai Mohd Noor layak menjadi Menteri Besar karena koalisi ini meraup total 17 kursi di mana Bersatu memenangkan 11 kursi dan STAR atau Partai Solidaritas Tanah Air meraih 6 kursi.

Jumlah ini lebih tinggi dari yang diraih koalisi Barisan Nasional pimpinan UMNO yang menang di 14 distrik.

Namun Presiden UMNO Zahid Hamidi mengatakan Bung Moktar lebih tepat menjadi Menteri Besar karena dari segi partai UMNO menang kursi terbanyak.

Hattrick Pak Guru Antarkan Pemkab Aceh Tamiang ke Semifinal Turnamen Sepak Bola di Deliserdang

5 Cara Mudah Menghilangkan Bintil-bintil Putih di Kulit Wajah, Lakukan Tips Ini

Mahathir Tidak Akan Calonkan Diri di Pemilu Malaysia Selanjutnya

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan, dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu 2023 mendatang.

Dalam wawancara dengan kantor berita Kyodo, Mahathir menuturkan dia masih ingin memimpin "Negeri Jiran".

Tapi dia sadar hanya akan menjabat sebentar. "Tapi saya tidak akan mencalonkan diri dalam Pemilu Malaysia edisi ke-15," ujar anggota parlemen dari daerah pemilihan Langkawi.

 Mahathir Mohamad memegang rekor sebagai pemimpin terpilih tertua di dunia, pada usia 93 tahun ketika menjabat jadi PM Malaysia pada 2018.

Dia sebelumnya sudah memegang rekor sebagai PM terlama "Negeri Jiran", ketika menjabat di periode pertama pada 1981 sampai 2003 silam.

Dilansir Free Malaysia Today Sabtu (26/9/2020), politisi berjuluk Dr M itu berujar, dia berharap anaknya Mukhriz bakal meneruskan jejaknya.

"Itu terserah dia tentunya. Saya tida akan menghalangi apa pun yang dia lakukan. Tentunya akan sangat tidak adil baginya," kata dia.

Saat ini Mukhriz menjabat sebagai presiden interim Partai Pejuang, yang didirikan ayahnya setelah terdepak dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia.

Dia menuturkan meski kini berada di luar kekuasaan, dia bakal memerangi korupsi di negara tetangga Indonesia itu melalui Pejuang.

"Partai Pejuang mempunyai tekad kuat. Salah satunya adalah menyelamatkan negara ini dari korupsi," jelas pria berjuluk "Bapak Pembangunan Malaysia" tersebut.

Mahathir kemudian menyindir koalisi Perikatan Nasional, yang dibentuk dari mantan partainya Bersatu, mengambil jalan korupsi seperti aliansi Barisan Nasional.

Dia mengklaim selama tiga bulan sejak aliansi yang dipimpin PM Muhyiddin Yassin itu berkuasa, dia tak berkomentar karena ingin melihat kinerjanya.

"Sayangnya, mereka korup. Mereka berkuasa setelah membeli dukungan. Tapi mereka hanya mayoritas dua orang," sindir Mahathir Mohamad.

Dia menyatakan bahwa Perikatan Nasional jauh lebih buruk dari korupsi, karena keseluruhan pemerintahannya dibentuk dari penyuapan.

Perut Buncit Langsung Kempis dengan Ramuan Ini, Minum Rutin Sebelum Tidur

Viral, Kisah Driver Ojol Bekerja Sambil Bawa Anak, Terekam Anak Minta Uang Saat Orderan belum Dapat

Pria Ini Diculik dan Dibunuh Setelah Menikah dengan Wanita dari Kasta Lebih Tinggi, 14 Orang Ditahan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Raih Kemenangan Krusial di Pemilu Sabah, Muhyiddin Perkuat Posisinya Sebagai PM",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved