Berita Aceh Timur
Cari Modal Nikah, Alfandi Asal Pangkalan Susu, Sumut Jual Kerupuk Jengek di Aceh
Demi untuk menikah, pemuda asa Pangkalan Susu Sumut ini rela jual kerupuk jengek antarprovinsi dengan cara jalan kaki di tepi jalan Nasional Banda Ace
Penulis: Seni Hendri | Editor: M Nur Pakar
Laporan Seni Hendri l Aceh Timur
SERAMBINES.COM, IDI - Demi untuk menikah, pemuda asa Pangkalan Susu Sumut ini rela jual kerupuk jengek antarprovinsi dengan cara jalan kaki di tepi jalan Nasional Banda Aceh - Medan.
Pemuda itu namanya, Alfandi Agung (21) asal Desa Paya Tampak, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
"Satu bungkus kerupuk kami jual Rp 5 ribu, keuntungan hanya Rp 1000 dan Rp 4000 setor ke pabrik," ungkap Alfandi, saat ditemui jualan kerupuk jalan kaki di kawasan Kota Idi, Aceh Timur, Senin (28/9/2020).
Kerupuk yang dijual dua jenis yaitu kerupuk jengek, dan kerupuk Bandung, masing-masing dijual dengan harga Rp 5 per bungkus.
"Meski dapat seribu, Insya Allah cukup untuk kebutuhan sehari-hari karena saya masih lajang dan selebihnya saya tabung untuk modal menikah tahun depan," ungkap Alfandi.
• Belum Dapat Bantuan, Pelaku UKM di Aceh Timur Berharap Pengajuan Dibuka Kembali
Dalam sehari, katanya, dari 150 bungkus kerupuk yang dijual dengan cara dipikul habis terjual 80-120 bungkus.
"Selama Covid-19 sepi pembeli, apalagi kalau ke kampung-kampung sangat sepi, jadi kami jualan di tepi jalan nasional saja dengan harapan dibeli pengguna jalan," ungkap Alfandi.
Alfandi tak sendiri, dari Pangkalan Susu, ia bersama 6 temannya jualan kerupuk jangek berjalan kaki di tepi jalan Nasional.
"Menggunakan mobil grandmax milik pabrik dari Pangkalan Susu, kami diturunkan mulai dari Peureulak, Idi, hingga Panton Labu, Aceh Timur dan usai Ashar, kami dijemput kembali oleh sopir," ungkap Alfandi.
Tak hanya sampai Panton Labu, kadang-kadang mereka jualan kerupuk sampai Aceh Tengah, dan Medan.
• Masuki Musim Panen, Petani di Serbajadi, Aceh Timur masih Rontokkan Padi Secara Manual
Alfandi mengatakan, pihaknya hanya bekerja sebagai penjual kerupuk, sedangkan di pabrik ada karyawan khusus sebagai pencetak kerupuk, menjemur, dan menggoreng.
"Kalau saya semuanya dari penghasilan Rp 1.000 tersebut, termasuk untuk makan di perjalanan, selebihnya tabung untuk menikah tahun depan, karena calon istrinya sudah ada," ungkap Alfandi. (*)
• 39 Pesantren di Aceh Timur Terima Bantuan Belajar Daring