Luar Negeri
Mantan Bos Nissan, Carlos Ghosn Luncurkan Inisiatif Membantu Negara Asalnya Lebanon
Mantan bos Nissan Motor Co. Carlos Ghosn tampil di depan publik di Lebanon pada Selasa (29/9/2020).
SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Mantan bos Nissan Motor Co. Carlos Ghosn tampil di depan publik di Lebanon pada Selasa (29/9/2020).
Dia meluncurkan inisiatif dengan universitas setempat untuk membantu negara yang sedang mengalami krisis ekonomi dan keuangan yang parah.
Ini adalah penampilan kedua Ghosn di depan umum sejak dia diselundupkan dari Jepang pada akhir Desember 2019 ke tanah leluhurnya Lebanon, lansir AP, Selasa (29/9/2020).
Pada awal Januari 2020, Ghosn memberikan konferensi pers di Beirut dengan mengatakan melarikan diri karena tidak bisa mengharapkan pengadilan yang adil.
Dia mengaku menjadi sasaran tidak adil dalam penahanan dan dilarang bertemu istrinya dengan syarat jaminan.
Ghosn menolak untuk merinci lebih lanjut tentang detail kedatangannya di Lebanon.
Dia mengatakan hal itu itu terjadi dalam keadaan dramatis dan juga menolak untuk menjawab pertanyaan tentang dua orang Amerika yang diduga membantunya melarikan diri dari Jepang ke Lebanon melalui Turki.
• Patriark Lebanon Memperingatkan Banyak Bahaya Tanpa Pemerintah, Seusai Perdana Menteri Mundur
Dia juga menolak untuk berbicara tentang mantan eksekutif Nissan Greg Kelly yang sedang menjalani persidangan di Jepang.
Ghosn mengatakan inisiatif dengan Maronite Christian Holy Spirit University of Kaslik (USEK) bertajuk Moving Forward, bertujuan meluncurkan program manajemen eksekutif puncak, pusat pelatihan tentang teknologi baru, dan mendukung startup.
“Tujuannya jelas untuk melayani lembaga ini ... tetapi juga melayani negara dan masyarakat,” kata Ghosn dalam pidato pembukaan.
"Jika ada satu hal spesifik yang dibutuhkan Lebanon adalah menciptakan lapangan kerja," katanya.
“Kami mengembangkan manajemen puncak, mengembangkan orang-orang yang cukup kuat untuk membawa perusahaan melewati masa-masa sulit ini, menumbuhkan perusahaan dan menciptakan lapangan kerja,” kata Ghosn.
Lebanon terperosok dalam krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam sejarah modernnya.
• Perdana Menteri Lebanon Mundur, Kesempatan Akhiri Krisis dari Prancis Terancam Gagal
Gagal membayar kembali utangnya untuk pertama kalinya pada bulan Maret 2020, dan mata uang lokal telah runtuh.
Menyebabkan hiperinflasi dan melonjaknya kemiskinan dan pengangguran.