22 Ibu Hamil dan 1 Bayi Terinfeksi Covid-19
Covid-19 mulai menyerang ibu hamil (bumil) di Aceh. Sepanjang September ini saja ada sebanyak 22 orang bumil yang terinfeksi
BANDA ACEH - Covid-19 mulai menyerang ibu hamil (bumil) di Aceh. Sepanjang September ini saja ada sebanyak 22 orang bumil yang terinfeksi. Dalam kondisi yang sangat berisiko itu mereka melahirkan dibantu oleh tenaga medis yang memproteksi dirinya dengan alat pelindung diri (APD) lengkap, termasuk baju hazmat.
Sebagian bumil yang positif Covid itu melahirkan spontan secara normal (pervaginam), selebihnya melahirkan melalui bedah sesar (seksio sesarea).
Informasi itu diperolah Serambi dari Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine FICS di Banda Aceh, Selasa (29/9/2020) pagi. "Beberapa dari bumil tersebut menjalani operasi sesaria dan beberapa lainnya melahirkan spontan pervaginam di RSUDZA," sebut Dr Azharuddin.
Dengan perasaan miris, Azharuddin memaknai peristiwa yang masih tergolong langka untuk konteks Aceh selama pandemi itu sebagai salah satu indikator makin gawatnya laju dan eskalasi penularan Covid-19 di Aceh.
"Artinya, Aceh semakin gawat, semakin mengkhawatirkan kondisi Covid-nya. Nah, jika masyarakat masih tetap apatis, tidak menjaga protokol kesehatan dengan konsisten, maka klaster keluarga nyata adanya," ulas Azharuddin.
Azhar mengaku sulit membayangkan beban ganda yang harus dialami para bumil yang positif Covid itu. Selain hamil tua, positif Covid, harus pula dipisahkan langsung dengan bayi idamannya yang baru lahir. Ia juga tak langsung bisa dibesuk oleh suami, kerabat, dan koleganya.
"Betapa rumitnya setelah melahirkan karena harus dilakukan 'pemisahan rawatan' sementara antara si ibu dan bayinya demi menghindari tularan virus dari ibu ke bayi," kata ahli ortopedi ini.
Azharuddin berharap masyarakat jangan menyepelekan protokol kesehatan, meskipun bumilnya dengan kriteria orang tanpa gejala (OTG) atau beberapa lainnya dengan gejala ringan, tapi ini tetap saja bisa terjadi transmisi lokal yang tidak habis-habisnya.
"Sedih sekali kita melihat realitas ini. Betapa rumah sakit lebih banyak menghabiskan APD merawat ibu melahirkan dengan kasus positif Covid. Dan bagaimana pula beresikonya bayi yang mungil tertular dari ibunya," kata Azhar.
Semua itu, lanjut Azharuddin, juga sangat meguras energi medis dan paramedis dalam 'mempertemukan' ibu dan bayinya dalam beberapa jam sekali untuk disusui pascasalin.
"Tidak jarang pula si ibu harus memerah ASI ke dalam wadah yang steril untuk diberikan ke bayinya melalui perawat. Si ibu tetap belum boleh mendekati, apalagi mendekap bayinya," katanya.
Satu bayi positif
Menurut Azhar, 22 bumil yang positif Covid-19 itu hanyalah data antara 1-25 September 2020 di RSUZA Banda Aceh. Sesudah itu, bisa saja bertambah lagi. Demikian pula di rumah sakit lainnya di Aceh. Dari 22 orang itu, kata Azhar, 15 orang melahirkan dengan operasi sesar, tujuh melahirkan normal.
Sebelas bayi diswab, sebelas lagi tidak. Dari sebelas yang diswab itu, satu bayi terkonfirmasi positif saat usianya baru satu hari. Namun, Azhar tak merincikan anak dari bumil mana yang positif Covid-19 itu.
Para bumil yang positif Covid dan sudah ditangani persalinannya di RSUZA tersebut, menurut Azhar, masing-masing satu pasien yang dirujuk dari RSUD Nagan Raya, RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, RSUD Langsa, dan Aceh Besar.