Luar Negeri
Armenia Tuduh Turki Tembak Jatuh Jet Tempurnya, Azerbaijan dan Ankara Membantah
Militer Armenia mengatakan salah satu pesawat tempurnya ditembak jatuh pada Selasa (29/9/20202) oleh jet tempur Turki, sekutu Azerbaijan, menewaskan
SERAMBINEWS.COM, YEREVAN - Militer Armenia mengatakan salah satu pesawat tempurnya ditembak jatuh pada Selasa (29/9/20202) oleh jet tempur F-16 Turki, sekutu Azerbaijan, menewaskan pilotnya.
Insiden itu terjadi dalam pertempuran memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh, tetapi Turki maupun Azerbaijan membantahnya.
Langkah tersebut akan mewakili eskalasi besar dalam konflik puluhan tahun antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah yang dihidupkan kembali pada Minggu (27/9/2020).
Pejabat Armenia mengatakan jet tempur SU-25 Angkatan Udaranya ditembak jatuh di wilayah udara Armenia oleh jet tempur F-16 Turki yang lepas landas dari Azerbaijan, dan pilotnya tewas.
"Tuduhan menjatuhkan jet itu sama sekali tidak benar," kata Fahrettin Altun, Direktur Komunikasi Presiden Turki.
Pejabat Azerbaijan menyebutnya fantasi lain dari mesin propaganda militer Armenia, lansir AFP, Selasa (29/9/2020).
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia menembaki wilayah Dashkesan di Azerbaijan.

• Armenia dan Azerbaijan Saling Serang Dari Jarak Jauh, Pertempuran Semakin Sengit
Para pejabat Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan menembaki sebuah unit militer di kota Vardenis Armenia, membakar sebuah bus dan menewaskan satu warga sipil.
Kementerian Luar Negeri Armenia membantah melakukan penembakan di wilayah itu dan mengatakan laporan itu meletakkan dasar bagi Azerbaijan memperluas geografi permusuhan, termasuk agresi terhadap Republik Armenia.
Puluhan orang tewas dan terluka sejak pertempuran meletus.
Kementerian Pertahanan Nagorno-Karabakh melaporkan 84 prajurit tewas.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan 10 warga sipil tewas di pihaknya, meskipun dia tidak merinci korban militer negara itu.
Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Armenia sejak 1994 seusai perang separatis bersamaan pecahnya Uni Soviet.
Tentara yang didukung oleh Armenia juga menduduki beberapa wilayah Azerbaijan di luar wilayah tersebut.
Kanselir Jerman Angela Merkel telah mendorong gencatan senjata segera dan kembali ke meja perundingan dalam panggilan telepon dengan para pemimpin kedua negara, kata kantornya.
• Militer Armenia dan Azerbaijan Saling Klaim dan Menyalahkan, Seratusan Orang Tewas
Dia mengatakan kepada mereka Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa menawarkan forum yang sesuai untuk pembicaraan dan tetangga kedua negara itu harus berkontribusi pada solusi damai,” kata juru bicaranya, Steffen Seibert.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan selama kunjungannya ke Yunani bahwa kedua belah pihak harus menghentikan kekerasan dan kembali ke negosiasi substantif secepat mungkin.
Turki mendukung Azerbaijan dalam konflik tersebut, dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan mendesak Armenia untuk segera mundur dari wilayah separatis.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki berada di sisi Azerbaijan di lapangan dan di meja perundigan.
Cavusoglu mengatakan komunitas internasional harus mempertahankan integritas teritorial Azerbaijan dengan cara yang sama seperti mempertahankan integritas Ukraina dan Georgia.
“Mereka menguasai Azerbaijan, yang wilayahnya telah diduduki, sejajar dengan Armenia," ujarnya.
"Ini adalah pendekatan yang salah dan tidak adil, "kata Cavusoglu setelah kunjungan ke Kedutaan Besar Azerbaijan di Ankara.
• Pertempuran di Nagorny Karabakh, Azerbaijan dan Armenia Saling Tuding Kerahkan Artileri Berat
Rusia, yang bersama dengan Prancis dan Amerika Serikat menjadi ketua bersama kelompok Minsk yang dibentuk pada tahun 1992 untuk menyelesaikan konflik Nagorno-Karabakh, mendesak membantu memfasilitasi penyelesaian konflik secara damai.
"Kami menyerukan kepada semua negara, terutama mitra kami seperti Turki, untuk melakukan segalanya untuk meyakinkan pihak lawan agar menghentikan tembakan dan kembali menyelesaikan konflik secara damai dengan cara politik-diplomatik," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.(*)