Otomotif
Permintaan Mobil Listrik Meningkat Akan Meningkatkan Penambangan Lithium, Bahan Baterai Isi Ulang
Produsen lithium harus menemukan kembali metode penambangan untuk logam utama yang digunakan dalam baterai isi ulang mobil listrik.
Lithium telah mendapatkan lebih banyak perhatian sejak CEO Tesla Elon Musk membuat serangkaian pengumuman pada acara Battery Day pertama perusahaan pada 22 September 2020.
Produsen mobil tersebut berencana untuk mengintegrasikan pasokan lithium secara vertikal dengan menggunakan teknologi baru untuk menambang logam melalui deposit tanah liat.
Musk mengatakan Tesla memperoleh hak atas deposit tanah liat lithium di Nevada.
Dia menambahkan negara bagian AS memiliki cukup logam untuk melistriki seluruh armada AS.
Tesla juga berupaya meningkatkan teknologi baterainya untuk mengurangi penggunaan lithium.
Saham Lithium jatuh sehari setelah pengumuman Musk, dengan produsen terkemuka Albemarle Corp. mencatat penurunan terbesarnya dan saham Standard Lithium turun 17% selama dua hari.
• Mobil Listrik Mungil GM Jadi Musuh Utama di China, Dibandrol Hanya Rp 74 jutaan
Tetap saja, Mintak tidak melihat rencana Tesla sebagai ancaman bagi industri lithium.
"Harus ada harga yang membuatnya menarik untuk membangun sebuah proyek," katanya.
"Anda tidak akan memiliki perusahaan yang menjual senyawa jika mereka tidak menghasilkan uang," katanya.
Dorongan global untuk adopsi EV, dibantu oleh subsidi dan insentif pemerintah, berarti bahwa permintaan lithium tidak akan hilang.
Perusahaan seperti Volkswagen, Ford, Mercedes, dan Amazon mulai mengalihkan fokus ke kendaraan listrik.
Mintak mengharapkan pasar Eropa akan lepas landas dan memicu "sweet spot" untuk permintaan kendaraan listrik pada tahun 2022 dan 2023.
"Setiap produsen mobil terlibat," kata Mintak.
"Banyak dari mereka bahkan belum berada di jalan, jadi permintaan akan meningkat," ujarnya.(*)