Webinar Kopi Gayo

Ketua AEKI Aceh: Kopi Gayo Terpukul Setelah Terpapar Glyphosate, Kini Terhimpit Pandemi Covid-19

Sebelum pandemi Covid-19, kopi Gayo telah mengalami kehilangan pasar sebanyak 5.000 ton di Eropa, akibat terpapar bahan kimia glyphosate.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Armiadi Ahmad, Ketua AEKI Aceh 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sebelum pandemi Covid-19, kopi Gayo telah mengalami kehilangan pasar sebanyak 5000 ton di Eropa, akibat terpapar bahan kimia glyphosate, bahan dasar herbisida. Ambang batas glyphosate yang diizinkan otoritas Eropa 0,01 mg/Kg.

Kondisi ini disampaikan Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Aceh, Ir Armiadi Ahmad dalam webinar Pembangunan Nasional Komoditas Kopi Arabika Gayo dengan tema “Prospek dan Pemasaran Kopi Arabika Gayo di Masa Pandemi Covid-19,” Sabtu (3/10/2020).

Webinar tersebut diselenggarakan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, menampilkan pembicara Ir Syafaruddin, PhD, (Kapuslitbangbun Kementerian Pertanian), Dr. Rachman Jaya, peneliti pada BPTP Aceh, Dr. Ir. Ashabul Anhar, M.Sc dosen Fakultas Pertanian Unsyiah Banda Aceh, dipandu Dr. Ir. Basri A Bakar, M.Si dari BPTP Aceh.

Webinar dibuka Ketua Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) Pusat, Prof Andi Muhammad Syakir.

Armiadi secara khusus meminta perhatian para peneliti dan pemerintah untuk mengatasi pemakaian glyphosate, karena telah menghambat masuknya kopi Gayo ke Eropa.

"Pandemi barangkali akan berakhir setelah ada vaksin atau lainnya. Tapi glyphosate terus digunakan akan jauh lebih berbahaya," ujarnya.

Armiadi mengakui Covid-19 telah membuat kopi Gayo mengalami pukulan telak  kedua kalinya. Mengakibatkan turunnya permintaan dari pasar-pasar Eropa dan Amerika. Sebelum Covid produksi kopi Gayo sepenuhnya terserap oleh pasar luar negeri dengan harga premium.

“Namun sejak Maret-Juni, sejak ada Covid, permintaan menurun ekspor, kontrak pengiriman juga ditunda mencapai 14,5%-20%,” ujarnya.

Akibatnya kopi di tingkat petani tidak ada yang beli. Penurunan ekspor mencapai 50 persen dari sebelum Covid-19.

Terjadi penumpukan kopi di tingkat petani, pedagang pengumpul dan gudang eksportir.

Armiadi menyebutkan kopi Gayo sangat terpukul  lantaran 99 persen kopi Gayo terserap oleh pasar luar negeri. Hanya 1 % terserap pasar domestik.

Mama Muda Ini Nekat Tenggak Racun Rumput untuk Bunuh Diri, Diduga Habis Bertengkar dengan Suami

Dinsos Gayo Lues Salur Bantuan Masa Panik untuk Korban Kebakaran di Melelang Terangun

Gawat! Tiga Pasangan Nekat Ngamar di Rumah Kosong Selama 4 Hari, Dua Pasangan Masih di Bawah Umur

Akibat guncangan pasar itu, di tingkat petani kemudian terjadi kepanikan. Para petani ada yang membawa buah kopinya ke kantor Bupati bener Meriah dan menjemurnya di halaman kantor bupati sebagai bentuk protes.

“Kemudian  ada juga yang melaporkan eksportir ke polisi, karena mereka menduga eksportir yang memainkan pembelian,” ujar Armiadi. Tapi ia tidak merinci eksporti mana yang dilaporkan itu.

Ia juga menyebutkan kopi Gayo yang diekspor seluruhnya bahan mentah dalam bentuk green beans.

“Ini sama dengan meletakkan telur dalam satu keranjang. Ketika terjadi guncangan, semua telur pecah,” ujarnya bertamsil.

Ia menyebutkan, apabila Pemerintah tidak segera mengatasi hal ini, akan memunculkan persoalan lebih rumit lagi, sebab mulai Oktober masa panen raya yang puncaknya diperkirakan Desember.

“Stok panen sebelumnya belum habis terjual, sekarang panen raya, stok akan menumpuk,” ujarnya.

Untuk mengatasi hal itu, Armiadi menyarankan untuk memanfaatkan sistem resi gudang dan membuka pasar domestik seluas-luasnya.

Selain itu ia juga meminta perhatian pemerintah agar mengganti  glyphosate sebagai bahan dasar herbisida, sehingga kualitas kopi Gayo tetap terpelihara dengan baik.(*)

Menanti KMP Aceh Hebat 1, Kapal Terbesar Mengarungi Lautan Aceh

Jumlah Gaji Polisi Berpangkat Brigjen Hingga Jenderal, Segini Tunjangan Kinerja Per Bulan

Heboh! Tiga Pasangan Nekad Pesta Seks di Rumah Kosong Selama 4 Hari, Begini Kronologis

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved