Kuliner
Harga Lele Kering di Singkil Menggiurkan Sebanding dengan Rasanya yang Lezat
Dalam kondisi basah lele kampung, begitulah warga menyebutnya, dijual dengan kisaran harga Rp 40 ribu sampai 60 ribu per kilo tergantung musim.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Lele dari sungai Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, memiliki cita rasa yang lezat.
Baunya harum, manis serta gurih walau dimasak hanya dengan dibakar plus taburan garam.
Dalam kondisi basah lele kampung, begitulah warga menyebutnya, dijual dengan kisaran harga Rp 40 ribu sampai 60 ribu per kilo tergantung musim.
Jika musim banjir tangkapan lele biasanya melimpah. Terutama di daerah aliran sungai seperti Desa Teluk Rumbia dan Rantau Gedang, Kecamatan Singkil.
Pada musim banjir lele dihargai Rp 40 ribu per kilo. Namun saat sedang normal dijual Rp 60 ribu per kilo.
Warga pinggiran sungai di Aceh Singkil, umumnya jarang menjual lele basah. Pencari lele kampung, lebih suka menjual lele kering.
Bukan tanpa alasan, lele yang dikeringkan dengan cara diasap menggunakan kayu bakar itu, harganya sangat menggiurkan.
Nyaris empat kali lipat lebih mahal, dari lele basah.
• Harga TBS Sawit di Aceh Selatan Bertahan Rp 1.520/Kg, Petani Bersyukur, Minta Pemerintah Terus Kawal
• Grafiti Anti Kim Jong Un Ditemukan di Pagar Pasar, Pemerintah Korut Langsung Lakukan Ini ke Warga
• Mike Tyson Mengaku Sudah Jadi Muslim Sebelum Masuk Penjara
"Lele kering sekitar Rp 230 ribu per kilo," kata Puka Dragon warga Rantau Gedang.
Hebatnya lagi lele kering sungai Singkil, laris di pasaran. Lantaran rasanya lezat berbeda dengan lele sungai lain apalagi dibanding lele hasil budidaya.
Tak mengherankan jika hendak beli lele kering kampung, harus order jauh-jauh hari.
Warga Teluk Rumbia dan Rantau Gedang, sebagai penghasil lele kering kampung mencari lele tidak hanya di sungai dekat rumahnya.
Para pencari lele masuk ke dalam hutan rawa Singkil. Warga menginap berhari-hari sambil memasang perangkap lele.
Setelah itu diolah jadi lele kering di pondok yang dibangun di atas hamparan air rawa. Setelah banyak barulah pulang ke kampung.