Berita Luar Negeri
Erdogan: Kehadiran Militer Turki di Qatar untuk Stabilitas Keamanan di Kawasan Teluk
Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi antiteror di perbatasannya dengan Suriah untuk mencegah pembentukan koridor teror.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki mengatakan kehadiran militer Turki di Qatar adalah untuk menjamin stabilitas dan perdamaian.
"Tidak hanya untuk Qatar tetapi juga seluruh kawasan Teluk," kata Recep Tayyip Erdogan ketika diwawancarai harian Qatar The Peninsula pada Kamis (8/10/2020).
Erdogan juga menyoroti bahwa kehadiran Turki di Suriah tidak permanen.
"Ketika krisis diselesaikan secara permanen, maka kehadiran kami di Suriah juga berakhir," imbuh dia.
Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi antiteror di perbatasannya dengan Suriah untuk mencegah pembentukan koridor teror dan memungkinkan repatriasi penduduk Suriah: Perisai Efrat (2016), Ranting Zaitun (2018), dan Mata Air Perdamaian (2019).
Dia juga menyinggung soal konflik Armenia-Azerbaijan yang sedang berlangsung di Upper Karabakh,
"Upaya Armenia dalam menyeret Turki ke dalam konflik itu setelah upaya pendudukannya gagal adalah bukti keputusasaannya," ujar Erdogan.
Bentrokan itu dimulai pada 27 September, ketika pasukan Armenia menyerang permukiman sipil dan posisi militer Azerbaijan di wilayah tersebut, yang menyebabkan korban jiwa.
Hubungan kedua negara bekas Uni Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Upper Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.(AnadoluAgency)
• Israel Tahan Hasan Yousef, Pemimpin Senior Kelompok Hamas di Ramallah
• Parlemen Kuwait Setuju Penunjukan Sheikh Mishaal al-Ahmad al-Sabah sebagai Putra Mahkota
• Ini Empat Pasal di UU Cipta Kerja yang Berpotensi Sengsarakan Buruh
• Puluhan Mahasiswa Unsam Langsa Memilih Bermalam di Gedung DPRK, Tuntutan Belum Dipenuhi
• BI: Cadangan Devisa Indonesia Merosot Karena Pembayaran Utang Luar Negeri