Breaking News

Petani Sawit

50 Petani Kelapa Sawit di Aceh Tamiang Dilatih Meracik MS APH untuk Atasi Infeksi Ganoderma

Keseriusan ini dilakukan dengan memberi pelatihan kepada 50 petani yang tergabung dalam dua kelompok tani di Kecamatan Seruway pada 9 Oktober 2020.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Dok Distanbunak
Petani mencoba memasangkan infus di batang sawit saat mengikuti pelatihan membuat cairan MS APH. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang cukup serius mendorong petani menggunakan cairan Metabolit Sekunder Agens Pengendali Hayati (MS APH) untuk mengatasi infeksi ganoderma pada tanaman kelapa sawit.

Keseriusan ini dilakukan dengan memberi pelatihan kepada 50 petani yang tergabung dalam dua kelompok tani di Kecamatan Seruway pada 9 Oktober 2020.

50 petani ini diharapkan bersedia menyebarluaskan ilmu pembuatan MS APH kepada petani lain agar juga bisa terhindar dari ancaman penyakit mematikan ini.

“Untuk saat ini baru 50 petani yang mendapat pelatihan. Ke depan kita sudah merencanakan semua petani di Aceh Tamiang mendapatkan pelatihan serupa,” kata Kabid Perkebunan Distanbunak Aceh Tamiang, Edwar Fadli Yukti.

Edwar menjelaskan pelatihan ini meliputi cara mencampur item MS APH berupa air beras, kelapa, gula hingga cara melakukan infus pada batang pohon kelapa sawit.

“Pemberian materi ini dilakukan langsung oleh petugas dari UPTD Balai Proteksi Pangan Holtikultura dan Perkebunan,” jelasnya.

Baca juga: VIDEO BNN Bersama Polda Aceh Bongkar Jaringan Peredaran Sabu dan Ekstasi

Baca juga: Yonif Raider Khusus 115/Macan Leuser Gelar Latihan Pemantapan Raider

Baca juga: Hari Ini, 11 Pasien Covid-19 di Lhokseumawe Dinyatakan Sembuh

Diketahui infeksi yang disebabkan jamur ini sangat ditakuti para petani karena menyebabkan tanaman mati pada usia produktif.

Jenis infeksi ini juga tidak terdeteksi ketika usia tanaman masih di bawah 10 tahun dengan ciri terjadinya pembusukan pada pangkal batang dan pangkal atas.

Selama ini petani mengatasi penyakit menggunakan racun yang terbuat dari bahan kimia.

Selain mahal, kandungan kimia ini juga dapat merusak komposisi mikroba di dalam tanah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved