Breaking News

Internasional

Inggris Tetapkan Lockdown Tiga Tingkat; Liverpool Kawasan Paling Parah Covid-19

Pemerintah Inggris memberlakukan lockdown tiga tingkatan untuk memperlambat wabah virus Corona yang muncul kembali ke permukaan.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Paul ELLIS
Seorang pria memperhatikan tayangan televisi yang menunjukkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di House of Commons di London untuk mengumumkan lockdown nasional tiga tingkat, Senin (12/10/2020). 

SERAMBINEWS.COM, LONDON - Pemerintah Inggris memberlakukan lockdown tiga tingkatan untuk memperlambat wabah virus Corona yang muncul kembali ke permukaan.

Menempatkan kota utara Liverpool ke dalam kategori risiko tertinggi dengan harus menutup pub, pusat kebugaran, dan toko.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan lokcdown nasional tiga tingkat dirancang untuk menyederhanakan dan membakukan tambal sulam aturan lokal yang membingungkan atas apa yang penduduk bisa dan tidak bisa lakukan.

Johnson mengatakan toko, sekolah dan universitas akan tetap buka di semua area.

Dia mengatakan kepada anggota parlemen di House of Commons, tujuannya untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah rumah sakit menjadi kewalahan tanpa menutup hidup masyarakat melalui penguncian nasional yang baru.

Tetapi pub, restoran, dan bisnis lain menolak, dengan alasan tidak bisa disalahkan atas meningkatnya infeksi.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson: Lockdown Nasional Akan Hancurkan Hidup Kita

Setelah jatuh selama musim panas, kasus virus Corona meningkat di Inggris saat musim dingin mendekat.

Dengan Inggris baratlaut dan timurlaut mengalami peningkatan paling tajam.

Liverpool memiliki salah satu wabah paling parah di negara itu, dengan lebih dari 600 kasus per 100.000 orang.

Bahkan lebih banyak daripada kota-kota Eropa yang terkena dampak paling parah seperti Madrid dan Brussel.

Berdasarkan peraturan baru, area di Inggris diklasifikasikan pada risiko sedang, tinggi atau sangat tinggi, dan ditempatkan di bawah batasan dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Area tingkat terbawah akan mengikuti batasan nasional yang ada, termasuk jam malam pukul 10 malam di pub dan restoran dan larangan berkumpul lebih dari enam orang.

Di daerah berisiko tinggi, anggota rumah tangga yang berbeda dilarang bertemu di dalam ruangan.

Baca juga: Prabowo Dukung UU Cipta Kerja: Banyak Pasal yang Dikurangi Karena Terlalu Liberal

Tingkat risiko sangat tinggi akan menghadapi pembatasan termasuk menutup pub dan, jika pihak berwenang setempat menginginkan, tempat lain seperti pusat kebugaran dan kasino.

Liverpool adalah satu-satunya area yang dimasukkan ke dalam kategori teratas pada Senin (12/10/2020).

Tetapi Johnson mengatakan pihak berwenang masih berbicara dengan para pemimpin lokal lainnya di seluruh utara Inggris.

Di bawah langkah-langkah baru, pub, gym, pusat rekreasi, toko taruhan, dan kasino di Liverpool akan tutup mulai Rabu (14/10/2020).

Walikota Liverpool Steve Rotheram mengatakan kotanya dan lainnya akan membutuhkan dukungan keuangan dan harus tahu persis apa strategi keluar dari langkah-langkah tersebut, yang akan ditinjau setelah sebulan.

Keir Starmer, pemimpin oposisi Partai Buruh, mengatakan tindakan tersebut mungkin tidak cukup.

“Saya sekarang sangat skeptis bahwa pemerintah sebenarnya punya rencana untuk mengendalikan virus ini, untuk melindungi pekerjaan atau mempertahankan kepercayaan publik,” katanya.

Baca juga: Aceh Miliki 24 Ribu Persil Tanah Wakaf, Sebagian Digugat Ahli Waris, Ini Upaya Kemenag Aceh

Inggris telah mengalami wabah paling mematikan di Eropa, dengan jumlah kematian resmi 42.875 orang.

Pejabat kesehatan mengatakan Inggris berada pada titik kritis wabah, dengan tindakan kuat yang diperlukan untuk mencegah rumah sakit kewalahan ketika mereka sibuk dengan flu dan penyakit musim dingin lainnya.

Stephen Powis, direktur medis Layanan Kesehatan Nasional di Inggris, mengatakan saat ini ada lebih banyak orang yang dirawat di rumah sakit karena virus daripada ketika negara itu dikunci nasional pada Maret 2020.

Dia mengatakan tiga rumah sakit sementara COVID-19 di Inggris utara yang mothballed ketika wabah surut selama musim panas sedang disiapkan untuk menerima pasien sekali lagi dalam beberapa minggu mendatang.

Wakil Kepala Petugas Medis Inggris, Jonathan Van-Tam, mengatakan Inggris utara memiliki tingkat infeksi tertinggi, kasus terus meningkat di seluruh negeri.

“Epidemi kali ini jelas meningkat di bagian utara Inggris lebih awal daripada yang terjadi pada gelombang pertama."

"Itu hampir pasti berkaitan dengan fakta tingkat penyakit di utara, dan tentunya di baratlaut, tidak pernah turun sejauh musim panas seperti yang terjadi di selatan, " kata Van-Tam dalam konferensi pers.

Tapi, dia menambahkan: "Ini adalah fenomena nasional sekarang."

Pemerintah telah mengumumkan paket dukungan untuk membayar dua pertiga dari gaji karyawan perusahaan yang disuruh tutup.

Tetapi banyak di sektor pub dan restoran mengatakan itu tidak cukup untuk menyelamatkan bisnis yang sudah kesulitan.

Pemilik bar dan restoran mengatakan pemerintah belum membagikan bukti yang mendukung klaim bahwa mereka adalah sumber utama penularan virus.

Pemimpin Dewan Kota Manchester Richard Leese mengatakan data dari pejabat kesehatan masyarakat kota tampaknya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan khusus antara bar dan restoran dan penularan COVID-19."

Namun Calum Semple, profesor pengobatan wabah di Universitas Liverpool dan anggota Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat pemerintah, mengatakan sebagian besar wabah terjadi di dalam dan di antara rumah tangga.

Setelah itu, di sektor ritel dan perhotelan. .

"Alkohol dan perilaku masyarakat dikenal sebagai faktor yang menyebabkan pelonggaran kepatuhan seseorang terhadap peraturan, mari kita katakan dengan sopan," kata Semple kepada BBC.

Langkah-langkah yang diumumkan Senin berlaku untuk Inggris.

Wilayah Inggris lainnya berada di bawah pembatasan yang serupa, dan terkadang lebih ketat.

Di dua kota terbesar Skotlandia, Glasgow dan Edinburgh, pub telah ditutup selama 16 hari untuk menekan wabah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved