Luar Negeri
Meski Kaya Mineral Alam, 10 Negara Ini Termiskin di Dunia, Semua Dari Benua Afrika
Data dari International Monetary Fund World Economic Outlook menunjukkan bahwa saat ini sebagian besar negara dengan PDB per kapita terendah datang da
Kaya akan emas, minyak, uranium, dan berlian, Republik Afrika Tengah adalah negara yang sangat kaya yang dihuni oleh orang-orang yang sangat miskin.
Namun, setelah mengklaim gelar termiskin di dunia, negara berpenduduk hanya 4,9 juta ini menunjukkan beberapa tanda kemajuan.
Untuk pertama kalinya sejak kemerdekaannya dari Perancis pada 1960, Republik Afrika Tengah telah secara demokratis memilih seorang presiden pada 2016.
Mantan profesor matematika dan perdana menteri Faustin Archange Touadera, yang berkampanye sebagai pembawa damai yang dapat menjembatani kesenjangan.
Meski pemilihannya yang sukses dipandang sebagai langkah penting menuju rekonstruksi nasional, dengan sekitar 75 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan sebagian besar negara masih dikendalikan oleh pemberontak anti-pemerintah dan kelompok milisi, jalan menuju pemulihan masih sangat banyak.
3. Republik Demokratik Kongo

Sejak memperoleh kemerdekaan dari Belgia pada 1960, Kongo telah menderita beberapa dekade akibat kediktatoran yang rakus, ketidakstabilan politik, dan kekerasan yang terus-menerus.
Namun, Kongo seperti melihat harapan baru setelah 4 Januari 2019, Felix Antoine Tshisekedi Tshilombo, putra pemimpin oposisi legendaris Etienne Tshisekedi, terpilih sebagai presiden baru.
Sementara itu, dengan 80 juta hektar lahan subur, lebih dari seribu mineral dan logam berharga di bawah permukaannya dan usia rata-rata warga negara hanya 17 tahun, Republik Demokratik Kongo, menurut Bank Dunia, memiliki potensi untuk menjadi salah satu negara Afrika terkaya dan pendorong pertumbuhan untuk seluruh benua.
4. Eritrea

Negara kecil di kawasan Afrika Timur dengan hanya 3,5 juta penduduk ini adalah salah satu negara yang paling tidak berkembang di dunia.
Sebanyak 65 persen penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan 80 persen dari mereka mengandalkan pertanian subsisten sebagai mata pencaharian utama.
Dalam 2020 Index of Economic Freedom of the Heritage Foundation, Eitrea menduduki peringkat ke-47 dari 47 negara yang ada di kawasan Sub-Sahara Afrika.
Rezim yang telah bertahan sejak 1993 telah membentuk masyarakat yang sangat termiliterisasai di mana pengeluaran pertahanan menguras sumber daya untuk infrastruktur publik yang sangat dibutuhkan.
Penggerak utama perekonomian negara seperti pertambangan dan pertanian sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan bahaya iklim.