Posyandu
Antisipasi Kematian Ibu dan Bayi, Kadinkes Subulussalam: Perlu Peran Kader Posyandu
Sebab, kematian ibu hamil atau melahirkan banyak terjadi karena enggan memeriksakan ke petugas kesehatan sebanyak 4 kali setahun
Penulis: Khalidin | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam, Munawaroh M.Kes mengatakan sejumlah langkah-langkah mengantisipasi kematian ibu dan bayi di daerah ini.
“Salah satu langkah bagaimana memaksimalkan peran kader posyandu, karena mereka adalah ujung tombak dalam membimbing ibu hamil di lapangan selain bidan desa,” kata Munawaroh, kepada Serambinews.com, Rabu (15/10/2020).
Persoalan yang terjadi selama ini menurut Munawaroh banyak kader posyandu kurang memahami tugasnya.
Selain itu tak sedikit kader posyandu yang tidak berkompeten atau masih sekolah bahkan ada pula tak mampu baca tulis.
Dari lima kader posyandu setiap desa, menurut Munawaroh paling ada dua yang berkompeten.
“Ini menjadi kendala dalam memberikan pemahaman kepada ibu-ibu,” ujar Munawaroh.
Masalah tersebut terjadi lantaran persoalan politik di level desa.
Dikatakan, sering kali terjadi setiap pergantian kepala desa maka kader Posyandu ikut terdampak.
Padahal, kader Posyandu yang sudah dipilih sebelumnya telah mengikuti pelatihan dan berkompeten. Namun karena mungkin tidak mendukung sang kades terpilih maka diganti.
Munawaroh mengaku jika proses pengangkatan kader Posyandu merupakan kewenangan kepala desa. Gaji para kader Posyandu juga bersumber dari dana desa.
Kadinkes SUbulussalam meminta para kades di daerah ini agar tidak mengaitkan para kader posyandu di desanya dengan masalah politik.
Untuk itu masalah kader Posyandu juga merupakan ranahnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampong atau DPMK Subulussalam.
Baca juga: Ketimbang Kalah Tipis, Pelatih Juergen Klopp Lebih Suka Liverpool Kalah 2-7
Baca juga: Presiden Kirgistan Sooronbay Jeenbekov Mengundurkan Diri, Untuk Hindari Pertumpahan Darah
Soal sosialisasi menurut Munawaroh sudah gencar dilakukan seperti mengajak Posyandu, imunisasi setiap bulan namun perlu pula pendekatan melalui kader di desa.
Intinya, kata Munawaroh salah satu cara menekan angka kematian ibu dan bayi di Subulussalam bagaimana memaksimalkan peran kader posyandu. Kader posyandu merupakan sosok yang membantu para bidan desa.
Sebab, kematian ibu hamil atau melahirkan banyak terjadi karena enggan memeriksakan ke petugas kesehatan sebanyak 4 kali setahun.
Ada pula akibat gejala penyakit penyerta atau pendarahan. Munawaroh yakin bila para ibu hamil semua sudah mendapat bimbingan dan mau memeriksakan kandungannya serta menjaga gizi maka resiko kematian akan dapat dicegah.(*)