Pahlawan Nasional

Kadis Sosial Aceh: Penjaga Makam Tjut Nja’ Dhien Rutin Dibayar Honor Sejak 1990

“Menurut dokumen terbaru tahun 2020, honor untuk penjaga makam Tjut Nja’ Dhien Rp 1.200.000 per bulan dari sumber APBA dan Rp 600.000 dari APBN.”

Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
Serambinews.com
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah saat berziarah ke makam Tjut Nja’ Dhien di Gunung Puyuh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 18 Maret 2019. 

“Dana yang sudah diplotkan harus kita kembalikan,” ungkap Alhudri sambil berharap program untuk pengembangan makam Tjut Nja’ Dhien, termasuk pembukaan akses jalan langsung ke makam bisa terwujud. “Pak Plt Gubernur Aceh memberikan perhatian khusus untuk itu,” lanjutnya.

Tentang Sosok Asep Gusnandar

Ditanya tentang sosok Asep Gusnandar (53) yang mengaku sebagai kuncen makam Tjut Nja’ Dhien, Kadis Sosial Aceh memastikan bukan dia yang di-SK-kan sebagai juru kunci.

“Saya ada dengar tentang beliau. Beliau itu adalah turunan dari pemilik areal makam bangsawan Sumedang. yang di dalam areal itu juga makam Tjut Nya' Dhien," kata Alhudri.

Kepada Serambinews.com melalui telepon selularnya, Minggu 11 Oktober 2020, Asep Gusnandar mengatakan pihaknya tak lagi menerima honor sejak Juni 2019.
Asep merupakan turunan ke-6 dari KH Sanusi (imam besar dan qadi di Sumedang) yang merawat Tjut Nja’ Dhien setelah diasingkan Belanda secara diam-diam dari Aceh.

Pada 6 November 1908 Tjut Nja’ Dhien wafat dan dikebumikan di kompleks pemakaman para bangsawan Sumedang di Gunung Puyuh.

Baca juga: Plt Gubernur Aceh Cabut Kebijakan Pemasangan Stiker di Mobil Pengguna BBM Subsidi

Makam Tjut Nja’ Dhien bersebelahan dengan makam dua orang yang sangat berjasa merawatnya, yaitu KH Sanusi dan Ibu Nyai Khodijah.

Asep Gusnandar sendiri mengaku sudah mengemban tanggung jawab sebagai juru kunci makam Tjut Nja’ Dhien sejak November 2015 mendampingi ayahnya, Rd Dadan Rusnandar yang sudah tua.

Pada 8 Juni 2019, sang ayah meninggal dunia. Praktis sejak saat itu Asep bertanggungjawab penuh dalam hal pemeliharaan dan merawat makam keluarga termasuk makam Tjut Nja’ Dhien yang sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka.

Honor dari Pemkab Sumedang

Asep mengatakan, ketika ayahnya masih hidup, Pemkab Sumedang melalui Dinas Sosial memberikan honor sebesar Rp 300.000 sebulan yang dibayarkan setiap tiga bulan sekali.

Menjelang ayahnya meninggal dunia, honor sempat naik menjadi Rp 500.000 sebulan namun hanya sekali diterima dengan besaran itu.

Baca juga: Heboh! Video Kawanan Monyet Mati Mendadak di Tangse, Pidie

“Setelah itu tak diberikan lagi, namun saya tetap merawat makam Ibu Ratu (panggilan untuk Tjut Nja’ Dhien) dengan mamanfaatkan sedekah dari peziarah,” ujar Asep Gusnandar.

Ditanya kenapa honor tiba-tiba terhenti, Asep mengaku tak tahu. Namun dia sempat mendengar kabar karena status penjaga makam pahlawan harus PNS. (*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved