PLTMG Arun
PLTMG Arun hanya Hidupkan 4 Mesin Tiap Malam untuk Turunkan Kebisingan Suara Mesin
Pihak Dinas DLHK Kota Lhokseumawe, sudah menunjuk Surveyor Indonesia, untuk melakukan pengujian kebisingan sura mesin PLTMG itu, dan baru akan dilakuk
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untuk mengurangi kebisingan suara yang ditimbulkan oleh 13 unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) II Arun, PT Sewatama selaku operator sementara PLTMG Sumbagut 2 Peaker 250 MW Arun II Lhokseumawe, sejak tanggal 13 Oktober 2020 lalu, hanya menghidupkan 4 unit mesin dari 13 unit mesin yang tersedia.
“Kebijakan itu diambil PT Sewatama, sebagai solusi sementara merespon aksi demo yang dilakukan masyarakat Gampong Muria Paloh, Kota Lhokseumawe, Senin (12/10) atas kebisingan suara yang ditimbulkan 13 unit mesin listrik PLTMG Arun II pada saat beroperasi,” kata Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur kepada Serambi, Jumat (18/10) di Banda Aceh.
Informasi pemberhentian 9 unit mesin PLTMG Arun II itu diketahui, kata Mahdinur, dari laporan Kepala Bidang Listrik dan Energi Dinas ESDM Aceh, Dedi M Roza yang melakukan kunjungan ke lapangan pada hari Jumat ini.
Dinas ESDM Aceh menugaskan Kepala Bidang Listrik dan Energi ke lokasi PLTMG Arun II itu, kata Mahdinur, untuk mendapatkan laporan tentang pemicu aksi demo masyarakat Gampong Muria Paloh yang memperotes kebisingan suara yang ditimbulkan mesin listrik PLTMG Arun II, pada saat beroperasi mulai pukul 17.00-23.00 WIB.
Baca juga: Membludak, Pendaftar Bantuan Modal UMKM di Subulussalam Capai 1.558 Orang
Baca juga: Dikira Sudah Meninggal, Kakek 74 tahun Disimpan 20 Jam di Freezer, Saat Dibuka Keluarga Syok
Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota dalam pertemuan dengan Kabid Listrik dan Energi ESDM Aceh, Dedi M Roza menjelaskan, aksi demo masyarakat Muria Paloh Kota Lhokseumawe, murni memprotes kebisingan suara yang ditimbulkan oleh 13 unit mesin PLTMG Arun II, pada saat dioperasikan mulai pukul 17.00-23.00 WIB.
Aksi demo mayarakat Muria Paloh, atas kebisingan suara mesin PLTMG Arun II itu, sudah direspons sementara dengan cara mematikan 9 unit mesin PLTMG yang ada di lokasi. Karena dengan mematikan 9 unit mesin, volume kebisingan suara mesin sudah menurun.
Masyarakat meminta semua mesin dimatikan, tapi pihak PLN menyatakan tidak mungkin, dengan alasan kalau dimatikan, daya listrik untuk kota Lhokseumawe dan sekitarnya, akan turun drastis dan bisa terjadi kekurangan daya listrik mencapai 72 MW, pada saat malama hari.
Kehadiran 13 unit mesin PLTMG di lokasi Arun II itu, ungkap Mahdinur, untuk mengatasi daya beban puncak listrik di kawasan Lhokseumawe dan Aceh Utara mulai pukul 17.00-23.00 WIB. Setelah jam itu, pemakaian daya litrik kembali normal seperti siang hari.
13 mesin listrik PLTMG Arun II itu, mulai dioperasikan penuh pada tanggal 1 Mei 2020 lalu, sehingga pada bulan ramadhan dan lebaran kemarin, tidak ada pemadaman bergilir, pada saat menjelang buka puasa dan sahur.
Solusi lain yang sedang dicari pihak PLN, kata Mahdinur, adalah meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Lhokseumawe mencari Tim Independen untuk melakukan penelitian kembali terhadap kebisingan suara yang ditimbu
lkan 13 mesin PLTMG, jika seluruhnya dihidupkan.
Pihak Dinas DLHK Kota Lhokseumawe, sudah menunjuk Surveyor Indonesia, untuk melakukan pengujian kebisingan sura mesin PLTMG itu, dan baru akan dilakukan pada minggu keemapat bulan Oktober ini.
Manejer Unit Pelaksana Proyek PLTMG Sumbagut 2 Peaker 250 Arun II Lhokseumawe, M E Subrata yang dimintai penjelasannya mengatakan, pihaknya sekarang ini menunggu hasil pengujian baru dan rekomendasi apa yang akan diberikan, siap melaksanakannya.(*)