Berita Bener Meriah

Anjloknya Harga Kopi Gayo bukan ada Permainan, Ketua AEKI Aceh: Ini Penyebab Utama Harga Kopi Jatuh

Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Aceh, Armia memberikan tanggapannya terkait permasalahan kopi Gayo saat ini...

Penulis: Budi Fatria | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Aceh, Armia. 

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Aceh, Armia memberikan tanggapannya terkait permasalahan harga kopi Gayo saat ini.

Menurutnya, pandemi Covid-19 sangat berkaitan dengan harga kopi. “Saat ini, permasalahan ekonomi tak hanya terjadi di Gayo saja, tapi terjadi secara global,” kata Armia, Jumat (23/10/2020).

Disampaikan, ketergantungan masyarakat Gayo dengan kopi menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perekonomiannya. Namun, di tengah pandemi wabah global saat ini, tak banyak yang bisa dilakukan.

Kata Armia, berbeda dengan masyarakat penghasil kopi Arabika lainnya di Indonesia, seperti Sintong, Temanggung dan lainnya. Anjloknya harga kopi Arabika, tidak terlalu berpengaruh dalam kondisi perekonomian mereka, karena komoditas kopi bukan penghasilan utama masyarakatnya.

"Namun bagi kita di Gayo, ketergantungan masyarakatnya terhadap kopi hampir 85 persen. Akhirnya, pandemi Covid-19 yang menyebabkan harga kopi tak menentu merembet kepada kehidupan sosial dan ekonomi mereka,” ungkapnya.

Menurut Armia, anjloknya harga kopi bukan semata-mata adanya permainan pada tingkat agen hingga eksportir, namun lebih kepada masalah global pandemi Covid-19 saat ini.

Negara-negara yang menjadi buyer (pembeli) kopi Gayo, sebut Armia, seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, Australia saat ini masih menyetop permintaan terhadap kopi Gayo, jika pun ada permintaan jumlahnya sedikit.

"Banyak cafe-cafe di negara tujuan kopi Gayo yang tutup, roaster juga tutup. Dan ada negara buyer kita yang terkena resesi, ini juga sangat berpengaruh," tegasnya.

"Jadi kita masih bersyukur, masih bisa ngopi dan masih ada yang membeli kopi walau harganya cukup rendah.

Sementara di negara buyer kita, cafe-cafe banyak yang gulung tikar," kata Armia.

Ditanya terkait solusi, Armia hanya menjawab diplomatis. Menurutnya, masalah yang terjadi saat ini bukan masalah lokal antara Gayo - Sumatera Utara dan Jakarta saja, melainkan menjadi masalah global.

"Jadi masalah ini, menjadi masalah global. Seluruh titik-titik yang terkait, seperti pelabuhan, untuk mencari kapal untuk mengirim barang, sebulan belum tentu ketemu. Ini terjadi, karena ada pembatasan pelabuhan juga," terangnya.

Masalah ini, kata Armia sudah berantai yang terjadi hampir di seluruh titik, dan ini diluar kontrol dari eksportir kopi Gayo.

"Kita tidak bisa mengaturnya, karena ini masalah global," sebutnya.(*)

Baca juga: Jelang Pelantikan Nova sebagai Gubernur Aceh, DPRA akan Gelar Paripurna Usulan Penggunaan Hak Angket

Baca juga: Anggota DPRA Minta Penanganan Jangka Pendek & Panjang untuk Sungai Alas, Kaget Lihat Kisah Nek Nenok

Baca juga: Ini Bocoran Jadwal Pelantikan Nova Iriansyah Sebagai Gubernur Aceh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved