Profil Pangeran Abdul Azim, Putra Raja Brunei yang Meninggal Pagi Tadi, Sosoknya Penuh Kontroversi

Putra Raja Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Pangeran Haji 'Abdul' Azim meninggal dunia, Minggu (25/10/2020) pagi.

Editor: Amirullah
News.com.au | alarabiya.net
Sultan Hassanal Bolkiah (kanan) dan Pangeran Azim (kiri) 

Berikut tujuh fakta tentang Pangeran Mateen yang menarik untuk diketahui:

1. Makin gagah dengan setelan jas terbaik

Jika baju besi perak yang bersinar adalah pakaian pilihan bagi para pangeran zaman dahulu, maka setelan savile row tiga potong menjadi pilihan terbaik bagi Pangeran Mateen; di zaman Instagram saat ini.

Perpaduan setelan jas dengan tubuh atletisnya bukan hanya menghasilkan penampilan yang mewah, tapi juga tampilan yang sempurna.

2. Pencinta olahraga

Ketika tumbuh dewasa, idola Prince Mateen adalah bintang sepak bola David Beckham. Tapi ketertarikannya pada olahraga bukan hanya sebatas sepak bola.

Prince Mateen aktif mengikuti berbagai kegiatan atletik. Seperti snorkeling, skydiving, golf, ski, mendayung, tinju, bulu tangkis, hingga menunggang kuda untuk bermain polo.

()Pangeran Abdul Mateen (29), putra Raja Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah. Abdul Mateen dikenal kaya raya, tampan, berpendidikan, baik hati, namun hingga kini masih melajang. (eva.vn)

Bahkan, ia berhasil menorehkan prestasi pada salah satu olahraga favoritnya, polo dengan mewakili negaranya dalam SEA Games pada tahun 2017 dan 2019.

3. Seksi dan Pintar

Bukan hanya gelar Pangeran yang bisa ia banggakan, pangeran Mateen juga dikenal pintar dalam bidang akademis.

Setelah menyelesaikan program sarjana di King's College London, Pangeran Mateen lulus dengan gelar Sarjana Seni Politik Internasional dari Unicversity of London pada musim panas 2014.

Dan pada tahun 2016, ia dianugerahi gelar Master of Arts dalam Studi Internasional dan Diplomasi setelah menyelesaikan program pascasarjana di School of Oriental and African Studies, London.

4. Seorang prajurit

Hal lain yang membuat Pangeran Mateen istimewa adalah mendapatkan pangkat letnan dua, yang diperolehnya pada tahun 2011 di kursus komisioner di Royal Military Academy Sandhurst, di Inggris.

Kursus ini berlangsung selama 44 minggu dan sangat melelahkan - pada satu titik, ia harus menggali parit selama tiga hari tanpa henti, dan jika ia mulai tertidur, para perwira komandan akan menendangnya untuk membangunkannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved