Internasional
Badan Energi Atom PBB Sebut Iran Bangun Pabrik Nuklir Bawah Tanah
Badan Energi Atom PBB (IAEA), Selasa (27/10/2020) menyatakan Pemerintah Iran telah mulai membangun pabrik nuklir bawah tanah setelah yang sebelumnya
SERAMBINEWS.COM, BERLIN -Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Selasa (27/10/2020) menyatakan Pemerintah Iran telah mulai membangun pabrik nuklir bawah tanah setelah yang sebelumnya meledak.
Teheran menyebut sebagai serangan sabotase selama musim panas, kepala badan tersebut mengatakan kepada The Associated Press pada Selasa (27/10/2020).
Iran juga terus menimbun uranium yang diperkaya dalam jumlah lebih besar, tetapi tampaknya tidak memiliki cukup untuk memproduksi senjata nuklir, kata Rafael Grossi, Diterjan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Berlin.
Menyusul ledakan Juli 2020 di situs nuklir Natanz, Teheran mengatakan akan membangun struktur baru yang lebih aman di pegunungan di sekitar daerah tersebut.
Baca juga: Surat Kabar Iran Sebut Presiden Prancis Iblis
Gambar satelit Natanz yang dianalisis oleh para ahli belum menunjukkan tanda-tanda konstruksi yang jelas di situs di provinsi Isfahan/
“Mereka sudah mulai, tapi belum selesai,” kata Grossi.
“Ini butuh proses yang panjang,” katanya.
Dia tidak akan memberikan rincian lebih lanjut dengan alasan informasi rahasia.
Misi Iran ke Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Natanz menjadi tuan rumah fasilitas pengayaan uranium utama negara itu.
Baca juga: VIDEO - Peringati Hari Kelahiran Nabi Muhammad, Presiden Turki Erdogan Serukan Boikot Produk Prancis
Di ruang bawah tanah yang panjang, sentrifugal dengan cepat memutar gas uranium heksafluorida untuk memperkaya uranium.
Natanz menjadi titik nyala ketakutan Barat tentang program nuklir Iran pada 2002, ketika foto satelit menunjukkan Iran membangun fasilitas bawah tanah di situs itu, sekitar 200 kilometer (125 mil) selatan ibukota, Teheran.
Pada tahun 2003, IAEA mengunjungi Natanz, yang menurut Iran akan menampung sentrifugal untuk program nuklirnya, terkubur di bawah sekitar 7,6 meter beton.
Bangunan itu akan mampu melindungi dari potensi serangan udara, yang juga dijaga oleh rudal anti-pesawat.
Baca juga: Iran Kecam Washington, Minta PBB Tindak Tegas AS Yang Telah Memicu Munculnya Ekstremisme
Natanz telah menjadi sasaran virus komputer Stuxnet sebelumnya, yang diyakini sebagai ciptaan AS dan Israel.
Iran belum mengatakan siapa yang diduga melakukan sabotase dalam insiden Juli itu.
Kecurigaan juga jatuh pada Israel, meskipun ada klaim tanggung jawab oleh kelompok yang sebelumnya tidak pernah terdengar pada saat itu. (*)