Mengenal Media Satir Perancis, Charlie Hebdo, Tak Jera Meski Karyawannya Pernah Tewas Diserang
Banyak kritikus media di seluruh dunia mengatakan karyawan editorial Charlie Hebdo sebenarnya telah menyerang Islam itu sendiri
Kartun-kartun tersebut menggambarkan sang Nabi dalam keadaan telanjang dan dalam pose-pose yang merendahkan.
Pemerintah Perancis sendiri masih membela kebebasan berbicara bahkan saat menegur Charlie Hebdo yang mengipasi ketegangan.
Pada Januari 2015, dua ekstremis Al Qaeda kelahiran Perancis yang marah karena karikatur itu menyerbu ruang redaksi dan menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi dan beberapa kartunis lainnya.
Charlie Hebdo belum mundur.
Pada hari persidangan serangan 2015 dibuka, media satir itu kembali mencetak ulang karikatur nabi yang asli.
Beberapa minggu kemudian, seorang pemuda Pakistan menikam dua orang di luar kantor Charlie Hebdo, atas kartun yang diterbitkan ulang.
Pada 16 Oktober 2020, seorang migran asal Chechnya memenggal kepala seorang guru di luar kota Paris yang telah menunjukkan karikatur sang Nabi dalam kelasnya, dalam kelas debat tentang kebebasan berekspresi.
Sebagai tanggapan, Presiden Perancis Emmanuel Macron dengan tegas membela kebebasan Charlie Hebdo untuk mencetak karikatur dan berbicara menentang Islamisme, menarik protes dan seruan boikot di seluruh dunia Muslim, serta seruan untuk kekerasan terhadap Perancis dari beberapa suara ekstremis.
(Miranti Kencana Wirawan)
Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Mengenal Media Pengolok-olok Ekstrimisme Islam Charlie Hebdo, Belasan Anggota Karyawannya Pernah Tewas Karena Sering Diserang Atas Karya Kontroversialnya