Internasional

Prancis Jadi Protes Utama di Dunia Muslim, Selain Karikatur Nabi Muhammad, Ini Penyebabnya

Banyak negara, terutama di Barat yang demokratis, memperjuangkan kebebasan berekspresi dan mengizinkan publikasi karikatur Nabi Muhammad.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Arif ALI
Aktivis organisasi Sunni Tehreek membakar poster Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam demo anti-Prancis di Lahore, Pakistan, Minggu (1/11/2020). 

Undang-undang tahun 2011 yang melarang cadar membuat umat Islam kembali merasa terstigmatisasi.

Prancis telah dilanda serangan ekstremis selama beberapa dekade terakhir di bawah para pemimpin di seluruh spektrum politik, tetapi Presiden Emmanuel Macron yang sentris adalah target yang sangat populer.

Para pengunjuk rasa membakar potretnya atau menginjaknya pada protes di banyak negara minggu ini.

Itu sebagian karena undang-undang yang akan diberlakukan Macron untuk menindak fundamentalis Islam.

Menurutnya membuat beberapa komunitas menentang negara dan mengancam pilar masyarakat Prancis, termasuk sekolah.

Baca juga: VIDEO - MUI Serukan Boikot Produk Prancis, Berikut Daftarnya yang Beredar dan Melekat di Indonesia

Setelah serangan ekstremis baru-baru ini, pemerintahnya mengusir Muslim yang dituduh memberitakan intoleransi dan menutup kelompok-kelompok yang dianggap merusak hukum atau norma Prancis.

Kata-kata yang digunakan presiden juga memancing kemarahan.

Dia mengatakan undang-undang yang direncanakan itu ditujukan untuk separatisme Islamis, yang menimbulkan ketakutan akan keterasingan lebih lanjut dari Muslim Prancis.

Pada peringatan pemenggalan kepala guru karena menunjukkan karikatur nabi di kelasnya, Macron memberikan pidato yang memuji toleransi, pengetahuan, dan kebebasan beragama.

Namun dia membuat marah, termasuk dari presiden Turki, karena mengatakan:

"Kami tidak akan meninggalkan karikaturdan Prancis harus menghilangkan kaum Islamis"

Sebelumnya, Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia, dengan posisi pengerasan di banyak negara Muslim.

Dan seruan untuk protes anti-Prancis meningkat, dia men-tweet: "Kami tidak akan menyerah, selamanya"(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved