Macron Dikecam

Rapat Paripurna DPRK Diwarnai Kecaman Terhadap Presiden Prancis yang Menghina Nabi Muhammad

Menurut Farid, pernyataan yang disampaikan Macron dengan dalih kebebasan berekspresi tersebut tidak tepat sama sekali. Indonesia yang juga sebagai neg

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Farid Nyak Umar, Ketua DPRK Banda Aceh 

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, mengecam keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang telah menistakan agama Islam dengan menghina Nabi Muhammad saw beberapa waktu lalu.

Kecaman itu disampaikan Farid dalam rapat paripurna DPRK di hadapan pimpinan dan anggota DPRK yang juga turut dihadiri Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, beserta SKPK di jajaran Pemko Banda Aceh, Senin (2/11/2020).

Menurut Farid, pernyataan yang disampaikan Macron dengan dalih kebebasan berekspresi tersebut tidak tepat sama sekali. Indonesia yang juga sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak, khususnya di Provinsi Aceh, berkepentingan menyuarakan penolakan terhadap pernyataan Macron karena sudah sangat menyakiti umat Islam.

"Kami atas nama pimpinan dan anggota DPRK Banda Aceh mengutuk dan memprotes keras pernyataan Presiden Perancis yang telah menghina Rasulullah SAW,” kata Farid.

Baca juga: Babinsa Koptu Saring Bantu Petani Menanam Bawang

Baca juga: 23 Warga Lhokseumawe Suspek Covid-19 Masih dalam Pemantauan

Kecaman ini, kata dia, merupakan salah satu bentuk cinta umat Islam kepada baginda Rasulullah SAW. Oleh karenanya, bagi siapa pun yang merendahkan Nabi, maka umat Islam di mana pun di muka bumi ini wajib membelanya.

“Kita sangat mencintai Rasulullah SAW dengan mengagungkan beliau, tentu kita harus membela beliau, karenanya ketika ada upaya menghina beliau dari siapa pun, kita harus menolaknya,” ujarnya.

Sebagai lembaga legislatif yang menjadi wakil masyarakat Banda Aceh, Farid menyatakan, apa yang disampaikannya merupakan aspirasi masyarakat untuk menolak upaya penghinaan terhadap Rasulullah.

"Apalagi di bulan yang mulia ini, di mana masyarakat sedang memperingati hari maulid atau hari kelahiran baginda yang mulia Nabi Muhammad saw pada 12 Rabiul Awal," ungkap politikus PKS ini.
Farid menegaskan, pernyataan Macron itu merupakan pernyataan yang membuka tabir kebodohan dan kebenciannya yang teramat dalam terhadap Islam serta menunjukkan kualitas komunikasinya yang sangat rendah.

Dia justru telah memprovokasi agama dengan dalih membela dan mengekspresikan kebebasan berpendapat yang kebablasan. Macron mencoba menghina Islam dan merendahkan kemuliaan Rasulullah Muhammad SAW.

Farid juga menyampaikan bahwa, upaya merendahkan Islam telah berlangsung sejak zaman jahiliyah hingga saat ini.

Namun, sungguh kesucian Islam dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW akan senantiasa terjaga hingga akhir zaman. Farid mengutip hadis riwayat Ad-Daruquthi dan Al-Baihaqy, Rasulullah bersabda,

"Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya".

Sementara itu Umar bin Khattab juga pernah mengatakan, "Kita adalah kaum yang Allah muliakan dengan Islam. Tatkala kita mencari kemuliaan dengan selainnya, Allah akan hinakan kita."

"Insya Allah berbagai upaya dan stigma negatif yang coba ditabalkan akan semakin mengokohkan kecintaan kita terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW," tutup Farid Nyak Umar.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved