Berita Aceh Selatan
Ketua IMM Aceh Selatan: Keuchik Harus Mampu Manfaatkan Potensi Gampong untuk Peluang Usaha
Keuchik dan perangkat gampong didorong agar lebih kreatif dan jeli dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN – Setiap gampong di Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi, baik itu potensi alam maupun potensi sosial dari masyarakat yang tinggal di masing – masing Gampong tersebut, namun hingga kini belum semua Gampong di Kabupaten Aceh Selatan menggarapnya sebagai sumber pendapatan asli gampong (PAG).
Karenanya, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Aceh Selatan, Fathayatul Ahmad S.Pd, M.Pd mendorong Keuchik dan perangkat Gampong agar lebih kreatif dan jeli dalam memanfaatkan potensi yang ada.
“Banyak sumber daya alam (SDA) yang dimiliki gampong - gampong yang tersebar di Kabupaten Aceh Selatan ini, namun SDA tersebut belum seluruhnya digarap dengan maksimal sebagai sumber pendapatan asli gampong, karenanya kita mendorong para keuchik dan perangkat gampong dalam kabupaten Aceh Selatan lebih kreatif dan jeli dalam memanfaatkan potensi yang ada tersebut,” sarannya, Selasa (3/11/2020).
Fathayatul Ahmad mengatakan, di beberapa daerah lain di Indonesia banyak desa – desanya memanfaatkan saluran irigrasi dan selokan sebagai tempat budidaya ikan Nila.
Selokan yang tadinya penuh sampah dibersihkan dan ditebar benih ikan nila. Bahkan lokasi tersebut saat ini menjadi tempat wisata bagi sebagian masyarakat yang hobi memancing.
“PAG nya dua kali lipat, pertama dari hasil penjualan ikan, kedua dari hasil tiket dan restribusi kunjungan ke Desa tersebut,” ungkap Fathayatul Ahmad.
Nah, kenapa di Aceh Selatan yang banyak desa memiliki saluran irigasi yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk mengairi air ke sawah dimanfaatkan untuk lokasi budidaya ikan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang hasilnya bisa menjadi sumber PAG.
“Jika keuangan desa semakin tumbuh tentu masyarakatnya akan ikut sejahtera. Warga tidak lagi perlu ambil kredit di Bank, karena mereka bisa mengambil pinjaman di desa dari sumber PAG tadi,” ungkap Fathayatul.
Menurutnya itu sebagai contoh agar Gampong – gampong di Aceh Selatan termotivasi dan mau belajar dari desa–desa lain di Indonesia. Karena di era teknologi seperti sekarang ini para perangkat desa tidak berlu lagi melakukan studi banding ke luar daerah, tinggal buka google dan klik Youtube.
“Jika ingin melihat langsung cara mereka menafaatkan selokan untuk lokasi budidaya ikan bisa lihat di Youtube, artinya tak payah lagi harus studi banding ke daerah tersebut,” ulas Fathayatul.
Selain itu, lanjut Fathayatul, di Aceh Selatan ini juga masih banyak lahan terlantar yang notabenenya milik Gampong dan Pemerintah, padahal menurutnya dari pada dibiarkan kosong dan terlantar seperti itu akan sangat menguntungkan jika dimanfaatkan untuk bercocok tanah yang sistem pengelolaannya dibawah BUMG. “Jadi nanti dibentuk kelolpok tani, Desa yang modalin dan hasilnya dijual ke BUMG,” saranya.
Menurutnya, itulah sebagian kecil pemanfaatan sumber daya alam dan potensi yang dimiliki masing – masing desa agar bisa menfdatangkan PAG. Sebab akan sangat disayangkan dengan adanya anggaran desa ini tidak bisa dimanfaatkan untuk program yang bisa mendatangkan sumber PAG kedepannya.
“Jadi jangan fokuskan pembangunan fisik saja, namun potensi yang bisa menjadi sumber PAG juga perlu digarap agar kedepan desa – desa di Aceh Selatan bisa lebih mandiri,” pungkasnya.(*)
Baca juga: Gempat Turki: Tim Penyelamat Kembali Selamatkan Gadis Cilik Tiga Tahun dari Bawah Puing Bangunan
Baca juga: Pemilu AS Dimulai, Simpatisan Partai Republik Seumur Hidup Nyatakan Pilih Joe Biden
Baca juga: 119 Warga Aceh Singkil Sembuh Corona, 4 Isolasi dan 2 Meninggal
Baca juga: Menuju Jurang Resesi, Wakaf Produktif Dilirik jadi Pemberdayaan Ekonomi Umat