Viral Medsos

Susi Pudjiastuti Marah, Pantai Pangandaran Jawa Barat Dipenuhi Sampah Setelah Liburan

"Kenapa kita harus menyampah di laut? Apa tidak bisa kita jaga dengan tidak membuang sampah sembarangan saat kita berwisata? Sedih saya!!," ujarnya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
DON EMMERT/AFP
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti. 

Banyaknya dan besarnya ancaman dari sampah plastik digambarkan melalui sosok monster, sebuah kekuatan besar yang siap menghancurkan bumi.

Sosok monster plastik berupa makhluk laut dengan tinggi 4 meter yang terbuat dari 500 kg sampah muncul dari laut Jakarta dan bergerak menuju jantung ibukota di bundaran HI.

Sebagai informasi, setiap harinya Jakarta menghasilkan 2.520 monster plastik seperti ini dari sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.

Baca juga: VIRAL Berlagak Berjalan Tenang di Depan Kawanan Anjing, Para Pejuang Makanan Lari Terbirit-Birit

Menteri Susi menjelaskan bahwa isu sampah plastik harus ditangani secara serius.

Pasalnya, sampah plastik yang bermuara di laut Indonesia itu turut dikonsumsi oleh ikan-ikan sehingga dapat membahayakan masyarakat yang mengonsumsinya. Padahal, ikan merupakan sumber protein yang paling mudah didapat.

Hal tersebut membuat menteri Susi sangat khawatir dengan limbah plastik yang dapat mengancam biota laut kita.

“Nanti kita makan ikan yang isinya plastik. Nanti juga nelayan lebih banyak nangkap plastik daripada ikan,” ucapnya.

Menteri Susi mengajak masyarakat untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai sehari-hari.

“Mari kita mulai dari diri kita. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Janji tidak mau lagi pake kresek, sedotan plastik, botol plastik sekali pakai, dan kemasan sachet,” ujarnya.

Ia mengajak masyarakat agar mengganti penggunaan produk-produk plastik sekali pakai.

Menteri Susi menyarankan penggunaan produk yang lebih ramah lingkungan seperti tas kain dan botol tumblr.

“Minum juga tidak usah pakai sedotan kayak baby kan malu. Kecuali sedotannya bawa sendiri yang dari logam, bambu, atau kertas,” ucapnya.

Sejalan dengan hal itu, Menteri Susi juga mendorong seluruh institusi pemerintah untuk mengeluarkan peraturan yang melarang penggunan kantong plastik sekali pakai.

Saat ini, beberapa pemerintah daerah (Pemda) sudah mengatur peraturan terkait. Meskipun begitu, ia berharap agar lebih banyak lagi pemerintah daerah lainnya mengeluarkan aturan serupa.

“Sekarang, pemerintah Bali dan Banjarmasin sudah melarang pemakaian plastik sekali pakai. Namun, plastik masih begitu banyak. Apalagi kalau kita tidak mengurangi dan melarangnya,” katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved