Satu Anggota TNI Gugur di Papua, Kontak Tembak Terjadi Saat Patroli di Kampung Titigi

Seorang prajurit TNI dari Satgas Yonif R 400/BR, Pratu Firdaus, gugur saat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua

Editor: Muhammad Hadi
Instagram/@Infokomando
Ilustrasi - Tangkapan layar - Video detik-detik kontak senjata antara TNI dan Kelompok Kriminal Sparatis Bersenjata (KKSB) Operasi Papua Merdeka (OPM) di Pos Komando Rayon Militer (Koramil) Persiapan Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua pada Minggu (11/10/2020) siang. 

SERAMBINEWS.COM - Seorang prajurit TNI dari Satgas Yonif R 400/BR, Pratu Firdaus, gugur saat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, Jumat (6/11/2020).

Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan, kontak senjata terjadi saat Pratu Firdaus dan sejumlah prajurit lainnya sedang melakukan patroli di Kampung Titigi.

Dalam kontak senjata itu, seorang prajurit TNI lainnya juga terluka terkena tembakan.

"Saat ini sedang dilaksanakan proses evakuasi korban," kata Suriastawa melalui rilis, Jumat.

Suriaswata menyesalkan kejadian tersebut karena hingga kini bukan hanya TNI yang menjadi korban, tetapi juga warga sipil. 

Baca juga: Viral Video Detik-detik Pos TNI Diserang OPM di Papua, Tentara Balas Dengan Tembakan Minimi

Jual senjata ke KKB

Polda Papua menetapakan tiga orang sebagai tersangka kasus jual beli senjata api.

Baca juga: Rp 22,87 Miliar Dana Nasabah Hilang, Begini Tanggapan Pihak Bank 

Adapun ketiga tersangka yaitu anggota Brimob Kelapa Dua Bripka MJH, DC yang merupakan ASN dan anggota Perbakin Nabire, dan FHS mantan anggota TNI AD.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menjelaskan, dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa Bripka MJH sudah tujuh kali membawa senjata api ke Nabire dengan upah berkisar dari Rp 10 juta hingga Rp 30 juta tergantung jenis senjata api yang dibawa.

Senjata api itu dijual kepada pemesan melalui DC dengan harga berkisar Rp 300 juta hingga Rp 350 juta tergantung jenis.

Baca juga: Terungkap Pelaku Penyerangan Prajurit TNI di Papua, Dilakukan Kelompok Pimpinan Lamek Taplo

Saat ini polisi masih mencari keberadaan pemesan berinisial SK.

"Hingga kini SK belum ditemukan, sehingga penyidik belum bisa meminta keterangan dari yang bersangkutan," kata Waterpauw dikutip dari Antara, Senin (2/11/2020).

Kapolda Papua mengakui anggota di lapangan sudah lama memonitor adanya kasus jual beli senjata api ke kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Hal ini setelah melihat aksi kelompok bersenjata khususnya di wilayah Intan Jaya makin meningkat hingga menimbulkan korban jiwa baik warga sipil maupun aparat keamanan.

Baca juga: Fakta Oknum Polisi dan TNI Pasok Senjata Api untuk KKB Papua, Dipecat hingga Penjara Seumur Hidup

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved