Berita Banda Aceh
Michael Masuk 10 Besar PNS Inspiratif Tingkat Nasional, PNS Aceh yang Mengurusi Kebutuhan Darah
Michael Oktaviano adalah Kepala Seksi Pengasuhan dan Perlindungan pada UPTD RSAN Dinas Sosial Aceh.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Mursal Ismail
Michael Oktaviano adalah Kepala Seksi Pengasuhan dan Perlindungan pada UPTD RSAN Dinas Sosial Aceh.
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Umum Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia yang berpusat di Aceh, Michael Oktaviano Alexander S STP, berhasil masuk 10 besar kategori PNS Inspiratif tingkat nasional 2020.
Michael Oktaviano adalah Kepala Seksi Pengasuhan dan Perlindungan pada UPTD RSAN Dinas Sosial Aceh.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) pada tahun ini baru saja membuka kesempatan bagi talenta-talenta terbaik untuk menjadi Duta ASN melalui Anugerah ASN Tahun 2020.
Anugerah ASN ini dibuka dengan tiga kategori, yaitu Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Teladan, PNS Inspiratif, dan The Future Leader.
Michael menyampaikan hal ini saat menjadi narasumber dalam Program Serambi Podcast Edisi Bincang Sosok bertema “PNS Inspiratif dari Aceh, Berjuang Jadi Juara Nasional”.
Serambi Podcast ini disiarkan langsung melalui Facebook Serambinews.com, Sabtu (7/11/2020).
Baca juga: Valentino Rossi Bakal Lolos Jika Para Pembalap Yamaha Mendapat Penalti Poin pada MotoGP 2020
Baca juga: Ronald Koeman Ungkap Alasan di Balik Keputusan Mencadangkan Lionel Messi saat Lawan Real Betis
Baca juga: Malam Ini, Mo Salah Cs Jadi Lawan Terberat Pep Guardiola dalam Manchester City vs Liverpool
“Alhamdulillah dari 732 kandidat yang masuk dari seluruh Indonesia, akhirnya terpilih 40 orang. Dari 40 itu diseleksi lagi tanpa voting terpilih 10 orang.
Sekarang ini sedang dalam tahap seleksi untuk masuk 5 besar, mohon doanya.
Kita akan mengirimkan video profil, portofolio sama presentasi,” kata Michael.
Michael mengatakan ketika terpilih dalam 40 besar, ia mengetahuinya grup STPDN Provinsi Aceh.
Bahkan ketika masuk 10 besar, ia mengetahuinya karena diberi tahu orang lain bahwa dirinya masuk dalam 10 kandidat PNS Inspiratif tingkat nasional.
“Saya jujur tidak paham terhadap Anugerah ASN karena saya tidak peduli dengan hal itu.
Yang saya pikir adalah saya berbuat saja, apa pun yang terbaik saya lakukan,” kata Michael yang juga Ketua Umum Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia.
Selain sebagai seorang PNS, suami dari dr Sari Haslinur ini juga aktif sebagai seorang relawan BFLF yang sudah dibentuknya sejak 2010.
Saat itu organisasi sosial ini dibentuk karena kebutuhan darah banyak, sementara yang mendonor sedikit, sehingga agar lebih terorganisasi secara baik maka dibentuk BFLF.
Saat ini BFLF sudah ada di 11 provinsi di Indonesia dengan pusatnya di Aceh.
Adapun di 10 provinsi lain, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jakarta, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah.
Sedangkan di Aceh, kata Michael kantor cabangnya sudah ada di hampir 23 kabupaten/kota.
Berbagai program yang dilaksanakan oleh BFLF adalah donor darah, menyediakan rumah singgah, antar jemput pasien, gerakan sedekah nasi bungkus jumat, gerakan sedekah air, inkubator portable bayi premature, dan lainnya.
Dalam hal Anugerah ASN ini, Michael menjelaskan pondasi utama penekanannya adalah PNS Inspiratif tersebut merupakan PNS yang tidak hanya bekerja di kantor.
Tetapi ada karya-karya yang dapat bermanfaat untuk masyarakat, salah satunya seperti yang sudah dilakukan BFLF.
Menurutnya, PNS itu harus dilihat dari berbagai sisi karena PNS digaji oleh negara yang tugasnya juga harus membantu masyarakat.
“Terkadang kita terlalu sempit menilai tugas kita, sebenarnya tugas kita paling besar itu pamong, pengayom masyarakat.
Bagaimana kita bisa berguna bagi masyarakat misalnya tetangga, sangat naif apabila ada pejabat atau PNS yang sama tetangganya tidak baik, bermusuhan, tidak perduli, cuek.
Padahal hakikatnya, PNS ini digaji negara untuk berbuat baik,” sebut Michael.
Pada kesempatan tersebut, Michael juga menyampaikan setelah menyelesaikan pendidikannya di STPDN, ia ditempatkan di Kementerian Dalam Negeri.
Kemudian ditugaskan sebagai Tim Perdamaian Aceh yang bertugas di Jantho, Aceh Besar.
“Saya kemudian ditugaskan di Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi pada 2006 dipercayakan menjadi ajudan Kepala BRR saat itu, pak Kuntoro.
Dan setelah itu saya menikah dengan gadis Aceh dari Bireuen.
Untuk memberikan kebahagiaan, saya pikir tidak bisa jauh, dan saya juga sudah nyaman dan cinta Aceh, akhirnya saya putuskan untuk mutasi ke Aceh,” kata pria kelahiran Medan, 10 Oktober 1980 ini.
Tugas pertamanya saat itu di Kantor Gubernur Aceh bagian protokol, kemudian di Bappeda, Dinas Registrasi Aceh, dan kini di Dinas Sosial Aceh. (*)