Internasional
Arab Saudi Bakal Hadapi Tindakan Keras Joe Biden, Seusai Hubungan Nyaman Dengan Donald Trump
residen terpilih AS Joe Biden berjanji akan membuat Arab Saudi menjadi negara yang terpinggirkan atas kegagalan menegakkan hak asasi manusia (HAM).
SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Presiden terpilih AS Joe Biden berjanji akan membuat Arab Saudi menjadi negara yang terpinggirkan atas kegagalan menegakkan hak asasi manusia (HAM).
Tetapi pengamat mengatakan pembangkit tenaga listrik Arab yang kaya minyak itu masih memegang cukup pengaruh untuk menangkis perpecahan hubungan dengan Washington.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang Shakespeare-nya naik ke tampuk kekuasaan bertepatan dengan dimulainya kepresidenan Donald Trump, lolos dari kecaman AS berkat hubungan pribadinya dengan pemerintah AS.
Tetapi kekalahan Trump membuat penguasa de facto itu Arab Saudi rentan terhadap pengawasan baru dari sekutu terdekat kerajaan di Barat.
Dapat membuatnya terisolasi di tengah tantangan ekonomi yang membahayakan agenda reformasinya, perang di negara tetangga Yaman dan kantong-kantong oposisi terhadap pemerintahannya, lansir AFP, Selasa (10/11/2020).
Sedangkan Trump dan menantu laki-lakinya Jared Kushner yang menjalin hubungan dekat dengan putra mahkota melindungi pewaris takhta Saudi.
Baca juga: Raja Salman Buka Suara, Arab Saudi Akhirnya Ucapkan Selamat ke Joe Biden Atas Kemenangannya
Sebaliknya, Biden berjanji untuk menilai kembali hubungan tersebut.
Dia telah mengecam apa yang dia sebut sebagai "cek kosong berbahaya" Trump ke kerajaan.
Biden menjanjikan ada keadilan untuk pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tahun 2018 oleh agen Saudi dan berjanji menghentikan penjualan senjata AS atas bencana perang di Yaman.
Biden mengancam akan membuat Arab Saudi menjadi negara terpinggirkan.
Namun, para pengamat mengatakan, hubungan militer dan ekonomi yang telah berusia puluhan tahun, berdasarkan kerja sama kontra-terorisme dan menjaga stabilitas di pasar minyak tampaknya tidak akan berubah.
Meskipun AS telah mengurangi ketergantungannya pada minyak Saudi dalam beberapa tahun terakhir, kerajaan tetap menjadi pelanggan utama bagi raksasa industri pertahanan dan kontraktor militer Amerika.
Para pengamat mengatakan Biden perlu bekerja dengan penguasa Saudi dalam sejumlah masalah penting di wilayah yang mudah terbakar.
Mulai dari melawan pengaruh regional musuh bersama Iran hingga memerangi kelompok ISIS yang baru bangkit.