Internasional

Pemecatan Mendadak Kepala Pentagon Oleh Donald Trump, Sinyal Kekacauan Dunia Diwariskan ke Joe Biden

Pemecatan mendadak Kepala Pentagon yang juga Menteri Pertahanan AS, Mark Esper makin menunjukkan sikap Presiden AS Donald Trump yang mulai berbahaya.

Editor: M Nur Pakar
AFP/MANDEL NGAN
Joe Biden dan Donald Trump 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pemecatan mendadak Kepala Pentagon yang juga Menteri Pertahanan AS, Mark Esper makin menunjukkan sikap Presiden AS Donald Trump yang mulai berbahaya.

Dilaporkan, ada rencana sanksi baru berlapis-lapis terhadap Republik Islam Iran.

Tetapi juga menjelaskan, 10 minggu terakhir masa jabatan Donald Trump akan membuktikan perjalanan yang sangat berbahaya bagi seluruh dunia, lansir The Guardian, Selasa (10/11/2020).

Trump terus menolak mengakui kekalahannya dari presiden terpilih AS Joe Biden dan meluncurkan tantangan hukum yang tidak berdasar.

Dia juga berusaha menunjukkan dia masih bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri dan pertahanan.

Hal itu memicu ketakutan tentang dampak presiden yang pendendam. mungkin peran AS di panggung dunia selama transisi 10 minggu mendatang akan semakin berbahaya.

Tidak jelas, pemecatan Esper melalui tweet hanyalah tindakan penyelesaian masalah dengan menteri pertahanan yang secara terbuka tidak setuju dengan presiden.

Baca juga: Donald Trump Mulai Beraksi, Kepala Pentagon Mark Esper Dipecat Melalui Tweet

Atau ada tindakan domestik atau asing yang dilakukan Esper bertentangan dengan sang presiden.

Ini bukan periode biasa, tetapi dipenuhi adrenalin

Naysan Rafati, International Crisis Group

Pada hari yang sama dengan pemecatan Esper, situs web berita Axios mengutip sumber Israel yang mengatakan AS, Israel dan sekutu Teluk sedang mendiskusikan penambahan sanksi baru ke Iran.

Hal itu berpotensi munculnya hukuman baru. seminggu menjelang pelantikan Biden pada 20 Januari 2020.

Strategi administrasi Trump dalam beberapa bulan terakhir adalah membangun tekanan terhadap Iran.

Dengan tujuan memprovokasi tanggapan dari Teheran yang akan mempersulit pemerintahan yang akan datang untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, Program Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Sejauh ini, Teheran secara luas tetap berada di dalam JCPOA, mengabaikan beberapa kendala yang diberlakukannya pada aktivitas nuklirnya sebagai tanggapan sanksi AS.

Tetapi pemerintahan Trump jelas tidak menyerah untuk mencoba memaksa Iran melakukan tindakan yang tidak bisa diubah.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved