Viral Medsos
Kisah Fadhli, Lulusan UIN Ar-Raniry yang Meninggal Karena Mengidap Sindrom Nefrotik, Hafal 30 Juz
Banyak yang terkejut dengan kepergian mendadak ini dan masing-masing dari mereka ingin mengetahui kisah sebenarnya.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Beberapa kali ia meminta maaf dan mencium pipi ibunya karena takut tidak ada waktu lagi untuk meminta maaf.
“Dia berulang kali mencium pipi Ummi dan merasa sangat senang dan senang bisa bersama ummi,” tutur Fadhli, seperti yang diceritakan Anisah.
“Sebagai seorang ibu, saya mengampuni semua dosanya dan senang dengannya,” kata Anisah.
Baca juga: Kisah Pengemis Adik Abang Punya Uang Ratusan Juta, Tetap Jadi Pengemis Meski Bupati Terus Berganti
Pagi 6 November 2020, dia melakukan panggilan video dengan teman-teman lamanya selama dia berkuliah Aceh, di KUIPSAS dan Ipoh.
Pada pagi hari tanggal 7 November 2020, Fadhli mejalankan shalat di penghujung malam, berzikir hingga Subuh, dan menyelesaikan shalat Subuh.
“Di hari itu, setelah shalat Asar dia mulai batuk dan mengeluarkan cairan darah,”
“Saat itu saya tiba-tiba merasa terpanggil untuk menghubungi saudara-saudaranya yang berada di Kuantan, Johor dan Jordan untuk bisa melepaskan kerinduannya pada mereka,”
“Ia terlihat sangat bahagia meski dalam kesakitan karena bisa menatap wajah kakak beradik yang sudah lama tidak bersama,” cerita Anisah.

Sebelum Maghrib batuknya semakin sering dan parah, sehingga harus dibawa ke rumah sakit.
“Sebelum dibawa, kami menunaikan shalat Maghrib terlebih dahulu begitu juga dengan Fadhli yang telah menyelesaikan kewajiban shalat Maghrib terakhirnya,”
Setelah itu, Anisah dan keluarganya membawa Fadhli ke unit gawat darurat Rumah Sakit Kuala Lumpur.
Sepanjang perjalanan, Fadhli menggengam tangan ibu dan istrinya dengan erat sambil meminta maaf berkali-kali dan mengucapkan dua kalimat syahadat yang tak henti-hentinya.
Sesampainya di rumah sakit, Fadhli kemudian di larikan kedalam ruangan tertutup dan menghilang tanpa kabar.
“Hampir satu jam kemudian, kami diminta masuk ke ruangan kritis untuk melihat, menyampaikan pesan terakhir dan mengajari beliau dua kata syahadah,”
“Jantung saya berdegup kencang mendengar permintaan itu,”