Breaking News

Berita Aceh Tengah

Mahasiswa Olah Eceng Gondok Menjadi Pupuk Kompos

Dengan pengolahan yang relatif sederhana, eceng gondok (eichhornia crassipes) bisa menjadi pupuk kompos.

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Taufik Hidayat
Foto kiriman Mahasiswa
Mahasiswa KKN Kelompok 103 membuat pupuk kompos berbahan dasar eceng gondok (eichhornia crassipes) di Kampung Hakim Bale Bujang Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, Kamis (12/11/2020). 

Laporan Zaki Mubarak | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Mahasiswa KKN Universitas Malikussaleh dari Kelompok 103 bersama masyarakat, mereka membuat pupuk kompos berbahan dasar eceng gondok (eichhornia crassipes)  di Kampung Hakim Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah.

Menurut Ketua Kelompok 103, Yudhi Ramadhan (Agroekoteknologi), mereka tertarik memanfaatkan eceng gondok karena melihat banyak tanaman yang dianggap sebagai hama tersebut di Danau Lut Tawar dan sekitarnya.

“Selain bisa untuk mebel, dengan pengolahan yang relatif sederhana, eceng gondok bisa menjadi pupuk alami,” ungkap Ketua Kelompok 103, Yudhi Ramadhan, kepada Serambinews.com, Jumat (13/11/2020).

Ia menjelaskan pemanfaatan eceng gondok sebagai pupuk alami memberikan keuntungan berganda.

Selain mengurangi tanaman hama eceng gondok dan membuat Danau Lut Tawar menjadi lebih indah, juga mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah, apalagi di tengah pandemi Covid-19 bisa mengurangi biaya masyarakat membeli pupuk kimia.  

“Pupuk kompos dari eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran, buah-buahan maupun tanaman obat-obatan di pekarangan rumah. Dengan adanya pupuk kompos ini tanaman akan tumbuh subur. Harapannya dapat mengurangi ketergantungan masyarakat selama ini terhadap pupuk kimia,” papar Yudi.

Ia mengharapkan, pupuk kompos dari eceng gondok tersebut bisa menjadi industri rumah tangga masyarakat.

Untuk pengembangan lebih jauh, pupuk olahan tersebut bisa diteliti lebih jauh di laboratorium kampus.

Dikatakannya, kelompok 103 mengambil skema KKN Pencegahan Covid-19 terdiri dari tujuh mahasiswa yang berasal dari Fakultas Pertanian dan Teknik yaitu  Yudi Ramadhan, Miftahul Rezki, Khairun Nisa, Rita Simahate, Siti Rahmah Dani (Agroekoteknologi), Sapriandi (Teknik Sipil), dan Supriatin (Teknik Industri).

Masyarakat Kampung Hakim Bale Bujang  menyambut baik program kerja Kelompok 103. Ketika mahasiswa mengumpulkan eceng gondok, warga ikut membantu dan ingin tahu proses mengolah eceng gondok menjadi kompos.

Selain itu, istri dari Reje (kepala desa) Hakim Bale Bujang, Siti Nafisah, mengatakan eceng gondok di sini cukup banyak, ada di pinggiran sungai tidak termanfaatkan.

“Saya baru tahu juga kalau eceng gondok ini bisa dijadikan pupuk seperti yang dibuat adik-adik mahasiswa KKN,” sebut Siti.

Sementara Dosen pembimbing lapangan Kelompok 103, Dr Ir Muliana, mengatakan pupuk kompos tersebut bisa dikembangkan lebih luas agar menjadi industri rumah tangga.

“Tanaman itu diolah menjadi pupuk kompos dengan cara diinjak-injak dan kemudian dijemur di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air selama 60 menit,” papar Muliana.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved