Berita Bireuen
Abrasi di Jeumpa Bireuen kian Parah, Nelayan Kecewa, Belum Ada Realisasi Kapan Ditanggulangi
“Sudah banyak tim turun ke desa kami melihat kondisi abrasi termasuk dari dinas terkait, namun sampai sekarang belum ada realisasi
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
“Sudah banyak tim turun ke desa kami melihat kondisi abrasi termasuk dari dinas terkait, namun sampai sekarang belum ada realisasi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN- Puluhan warga Desa Mon Jambee, Jeumpa Bireuen sebagian besar adalah para nelayan mengaku kecewa sehingga frustasi.
Karena sudah sejak tiga tahun terakhir abrasi melua.
Berbagai tim sudah melihat kondisi abrasi yang terus meluas, namun sampai sekarang belum
ada realisasi kapan ditanggulangi.
“Sudah banyak tim turun ke desa kami melihat kondisi abrasi termasuk dari dinas terkait, namun sampai sekarang belum ada realisasi kapan ditanggulangi dengan memasang batu penahan ombak di pinggir laut,”
ujar Fauzi (49).
Fauzi yang ditemani Sulaiman (50) serta Razali (49) warga setempat kepada Serambinews.com, Minggu (15/10/2020).
Baca juga: Satu Rumah Warga Rusak Tertimpa Longsor
Baca juga: Waspada! Singkil Diguyur Hujan Deras dan Angin Kencang, Jalan Tergenang
Baca juga: Tak Mau Anaknya Dirawat di Rumah Sakit, Pria Ini Tikam 3 Kerabat hingga 1 Tewas
Amatan Serambinews.com, satu bangunan TPI di lokasi tersebut yang dibangun tahun 2006 lalu tinggal menunggu roboh dihantam ombak laut.
Satu warung di dekat TPI masih berjarak sekitar 10 meter lagi dengan bibir pantai, sejumlah rumah juga terancam ambruk ke laut.
Boat para nelayan dinaikkan ke perkampungan karena tidak ada lagi bibir pantai,
sejumlah pohon kelapa juga terancam tumbang.
Dulunya, kata Sulaiman, TPI yang dibangun tahun 2006 berjarak dengan bibir pantai sekitar 100 meter lebih, sekarang hampir roboh ke laut.
“Tidak ada lagi pasir laut karena sejak tiga tahun terakhir hampir 100 meter kebun, bibir pantai sudah menjadi laut,” ujar Sulaiman.
Fauzi yang rumahnya tinggal berjarak 10 meter lagi dengan bibir pantai
sepertinya pasrah dan frustasi atau pasrah.
“Hampir setiap air pasangkebun warga ditelan abrasi termasuk rumah saya dan sudah banyak
pejabat datang melihat ke desa kami tentang ganasnya abrasi, namun
belum ada tanda-tanda akan dibangun tanggul pengaman,” ujarnya.
Ramadhan, seorang warga setempat dengan nada berharap mengatakan, tolonglah sampaikan kepada siapa saja tentang ganasnya abrasi di desa Mon Jambe, sudah banyak rumah warga roboh karena abrasi.