Viral Medsos

Diduga Ikut Aliran Sesat, Seorang Mahasiswi di Palopo Dibaiat Virtual, Videonya Viral

Mahasiswi dalam rekaman tersebut, menurut informasi adalah seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri ( IAIN) Palopo

Editor: Amirullah
ist
Seorang mahasiswi dibaiat aliran diduga sesat di Kota Palopo, Sulawesi Selatan 

SERAMBINEWS.COM - Viral video 2.19 menit yang merekam mahasiswi dibaiat secara virtual dalam aliran diduga sesat di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Dalam video tersebut terlihat baiat mahasiswi dilakukan secara vitrual didampingi beberapa orang.

Mahasiswi dalam rekaman tersebut, menurut informasi adalah seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri ( IAIN) Palopo yang sedang praktek di SMPN 8 Palopo.

Aliran yang diduga sesat tersebut diperkirakan dipimpin oleh pria berjuluk Hasbi.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, aliran diduga menyimpang tengah ditemukan di Palopo, Sulawesi Selatan.

Bahkan aliran tersebut sedang ditangani Kemenag dan beberapa pihak lainnya.

Dr HM Rusydi Hasyim, selaku Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Palopo,juga sudah mengonfirmasi terkait adanya aliran tersebut.

Baca juga: Rezim Kim Jong Un Terbukti Latih Lumba-lumba Sebagai Mesin Perang, Terungkap dari Citra Satelit

Baca juga: Tak Hadiri Penyerahan Bintang Mahaputera, Politisi PKB Sebut Gatot Nurmantyo Bersikap Politis

Rusydi mengatakan, pihaknya memperoleh laporan dari guru SMPN 8 Palopo pada Kamis (12/11/2020).

Tentang adanya orang yang mencoba menyebarkan paham berbeda dengan apa dipahami selama ini.

Rapat lantas diadakan untuk mendengarkan informasi dari pihak SMPN 8 dan Rektorat IAIN Palopo.

Rusydi melanjutkan, Sabtu (14/11/2020), dirinya juga menghubungi teman-teman lain.

()Seorang mahasiswi dibaiat aliran diduga sesat di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (ist)

"Makanya saya hubungi beberapa teman, seperti dari Kesbang, Ketua MUI. Kita rapat kemarin setelah Jumat dengan mengundang unsur terkait," kata Rusydi.

"Kemudian kita rapat dan mendengarkan informasi dari pihak SMPN 8 dan Rektorat IAIN Palopo, Dinas Pendidikan serta meminta keterangan dari Kasat Intel, juga Kasi Bimas Islam dan Ketua MUI," lanjut Rusydi.

Baca juga: Begini Kehidupan Orang Timor Leste yang Pilih Tetap Bersama Indonesia, Dilema Tak Punya Tanah

Baca juga: Sederhana dan Bersahaja, Seperti Inilah Tampilan Rumah Nabi Muhammad SAW

Kemenag akan menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut dengan mengeluarkan surat atau rekomendasi ke Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan (Bakor Pakem) Kejaksaan Palopo.

"Kita akan bersurat berdasarkan pertemuan kemarin dan informasi awal yang kami terima ke Bakor Pakem Kejaksaan untuk menangani ini kasus. Karena Bakor Pakem yang berhak menangani ini kasus, memanggil yang bersangkutan atau terduga untuk dimintai keterangan," terang Rusydi.

"Di situ kita dengarkan keterangan dari semua. Namun sebelum Jumat saya dapat keterangan bersangkutan mahasiswi untuk melakukan klasifikasi dan mendapatkan informasi awal." tutup Dia

TERPISAH, Tuduhan Aktivitas Asusila Antar Jamaah, Dugaan Aliran Sesat Ini Didatangi Warga

Sejumlah warga mendatangi suatu tempat karena dituduh sebagai aliran sesat.

Dugaan warga terhadap kelompok yang diduga aliran sesat ini satu di antaranya disebabkan karena tuduhan terdapat aktivitas asusila antarjamaah.

Warga bersama pihak kepolisian dan TNI dilaporkan mendatangi suatu langgar di RT 31 dan RT 33 Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, Gunung Manggah, Kalimantan Timur, untuk meminta klarifikasi anggota kelompok yang menurut warga diduga sebagai aliran sesat.

Bersama dengan polisi dan TNI, warga tampak memenuhi ruangan langgar hingga terlihat memenuhi bagian luar ruangan.

Diketahui dari beberapa informasi, bahwa kelompok bernama Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah ini berjumlah puluhan dan menyampaikan ajarannya secara berpindah-pindah.

Menurut beberapa orang, kelompok ini sudah ada sejak setahun terakhir di daerah Gunung Manggah tempat warga tinggal, seperti dilansir oleh Tribun Kaltim, (6/10/2019).

Baca juga: Janda Driver Ojek Online Tewas Membusuk dalam Karung, Ini Pria Terakhir Menginap di Kamar Korban

Baca juga: Perangkat Desa Selingkuhi Janda Muda hingga Hamil, Kini Mundur dari Jabatan dan Diceraikan Istri Sah

Warga Meminta Klarifikasi

Ratusan warga ini meminta klarifikasi kepada kelompok tersebut yang pertemuannya dilaksanakan pada Minggu pagi, (6/10/2019) yang dimulai pukul 10.00 WIB hingga 18.00 WITA.

Farul Hadi (22) satu orang warga sekitar, sekaligus pengurus ikatan remaja langgar (Irla) Ahada menjelaskan, perilaku kelompok tersebut membuat warga curiga ada yang tidak beres dari ajaran yang disampaikan.

Hal itulah yang membuat warga ingin mendengarkan penjelasan dari jamaah kelompok tersebut.

Beberapa warga yang berada di luar langgar terdengar berulang kali berteriak "Usir saja, alirannya itu sesat."

Keriuhan semakin terjadi ketika beberapa anggota jamaah keluar dari langgar.

"Perilaku mereka yang buat warga resah. Ada dugaan bahwa ajaran mereka ini mengarah ke aliran tertentu," kata Farul.

Farul menambahkan, salah satu hal yang membuat warga resah yakni, ketika anggota kelompok mereka berboncengan maupun jalan bukan dengan pasangan sahnya.

"Tadi banyak pertanyaan yang dilontarkan warga, tapi jawaban mereka selalu tidak sampai. Ada juga yang tidak dijawab," imbuhnya.

()Warga RT 31 dan RT 33 Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, Gunung Manggah meminta klarifikasi dari anggota kelompok yang diduga dianggap sesat, Minggu (6/10/2019). (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER D)

RT: Saya Hanya Fasilitasi Saja

La Jahaja, Ketua RT 33 mengaku tidak dapat menjelaskan secara detail mengenai aktivitas kelompok tersebut.

Namun dirinya membenarkan sebagian dari jamaah kelompok tersebut merupakan warganya.

"Mereka tinggal di RT 31 dan RT 33, warga sini.

Saya sifatnya hanya memfasilitasi saja," ucapnya.

"Untuk aktivitasnya silahkan tanya ke warga langsung, yang jelas mereka berpindah-pindah aktivitasnya," ujar La Jahaja.

Kelurahan: Warga Tidak Berwenang Simpulkan Benar atau Tidak

Sedangkan pihak kelurahan setempat, yakni Lurah Sungai Dama, La Uje menjelaskan, pihaknya maupun warga tidak punya wewenang mengatakan kelompok tersebut benar atau tidak.

Kendati demikian, menurutnya persoalan ini dilatar belakangi karena keresahan warga yang merasa janggal dengan aktivitas kelompok tersebut.

Satu di antaranya adalah adanya aktivitas kelompok tersebut yang dilakukan mulai pukul 23.00 Wita hingga subuh dini hari.

"Ada warga yang anggota keluarganya ikut kelompok ini, merasa janggal ketika aktivitas mereka malam hari sampai subuh," jelasnya.

Tidak Terbukti Adanya Aktivitas Asusila, Kegiatan Kelompok Sementara Dihentikan
Saat ditanya ihwal adanya aktivitas asusila antar jamaah kelompok tersebut, La Uje mengatakan, dirinya juga mendapatkan adanya informasi tersebut.

Namun demikian, dirinya tidak dapat memastikan kebenaran dari informasi itu.

"Info itu memang beredar, tapi hanya kata-katanya saja, tidak ada bukti," imbuhnya.

Ditambahkan oleh La Uje bahwa dalam pertemuan warga dengan kelompok tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan.

Beberapa diantaranya adalah menghentikan terlebih dahulu aktivitas kelompok tersebut.

La Uje menjelaskan penghentian sementara tersebut menunggu ada keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda ihwal kelompok tersebut.

"Yang berhak hanya MUI. Jadi, sebelum ada kepetusan dari MUI, aktivitas mereka dihentikan dulu."

Kita ingin masalah ini selesai secara kekeluargaan," imbuhnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka, TRIBUNTIMUR)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Viral Seorang Mahasiswi Dibaiat Virtual, Diduga Ikut Aliran Sesat di Palopo Sulawesi Selatan

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved