Internasional

Rakyat Palestina Marah, Hubungan dengan Israel Kembali Dibuka

Otoritas Palestina (PA) pada Selasa (17/11/2020) mengumumkan akan memulihkan koordinasi dengan Israel.

Editor: M Nur Pakar
AFP/ABBAS MOMANI
Seorang wanita Palestina berdiri di tengah jalan untuk menghentikan pemukim Israel lewat dalam demonstrasi menentang pemukiman Yahudi di Desa Kafr Malik, Tepi Barat yang diduduki Israel, Jumat (20/11/2020). 

SERAMBINEWS.COM, JALUR GAZA - Otoritas Palestina (PA) pada Selasa (17/11/2020) mengumumkan akan memulihkan koordinasi dengan Israel.

Sebuah langkah yang disambut dengan penolakan faksi yang meluas di negara itu, dengan menuduh PA merusak upaya rekonsiliasi internal.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan penghentian koordinasi dengan Israel termasuk kerja sama keamanan pada Mei 2020, sebagai tanggapan atas rencana Israel untuk mencaplok 30 persen Tepi Barat.

Dilansir ArabNews, Kamis (19/11/2020), Hussein Al-Sheikh, Menteri Urusan Sipil PA pada Selasa (17/11/2020) malam mengumumkan di Twitter telah memutuskan memulihkan hubungan dengan Israel

Setelah mengkonfirmasi bahwa Israel akan mematuhi perjanjian yang ditandatangani.

Al-Sheikh mengatakan kepada jaringan TV resmi Palestina bahwa PA baru-baru ini mengirim surat resmi kepada Israel.

Mempertanyakan komitmen mereka terhadap perjanjian yang ditandatangani dengan Organisasi Pembebasan Palestina.

Baca juga: Menteri Luar Negeri AS Cap BDS Palestina Sebagai Anti Israel Global

Pada Selasa (17/11/2020), dia menerima tanggapan tertulis yang menyatakan komitmen Israel terhadap perjanjian tersebut.

Al-Sheikh berkata:

"Pengakuan dari perjanjian yang ditandatangani berarti 'Kesepakatan Abad Ini' (Presiden AS Donald Trump) tidak lagi di atas meja."

Dia menggambarkan ini sebagai kemenangan besar dan buah dari ketabahan rakyat Palestina dan kepemimpinan mereka.

Namun, para pengamat mempertanyakan waktu pengumuman tak terduga PA, yang bertepatan dengan pembicaraan antara Fatah dan Hamas di Kairo.

Ketika dua faksi politik utama Palestina berusaha merundingkan jalan ke depan.

Hamas mengeluarkan pernyataan yang menggambarkan keputusan PA sebagai tusukan di belakang untuk proses ini.

Seorang analis politik yang dekat dengan Hamas, Ibrahim Al-Madhoun, mengatakan kepada Arab News, Kamis (19/11/20200 bahwa:

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved