Internasional

Trump Tetap Berbahaya Bagi Iran, Cara Sama Sejak Awal Sampai Akhir Tahun Ini Secara Mengerikan

Presiden AS Donald Trump mengakhiri tahun 2020 dengan cara yang sama seperti dia memulai kebijakan awal tahun ini dengan mengerikan.

Editor: M Nur Pakar
The New York Times
Presiden AS Donald Trump saat membahas opsi menyerang situs nuklir Iran dengan penjabat Pentagon. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump mengakhiri tahun 2020 dengan cara yang sama seperti dia memulai kebijakan awal tahun ini dengan mengerikan.

Rencananya itu akan dapat meningkatkan kemungkinan perang yang bodoh dan tidak perlu dengan Iran.

The New York Times melaporkan minggu ini bahwa presiden di antara putaran golf dan tweet yang mengklaim memenangkan pemilihan.

Dia telah meminta penasihat seniornya tentang kemungkinan mengambil tindakan militer terhadap Iran selama minggu-minggu memudarnya masa jabatannya.

Dia beralasan untuk membalas melawan negara itu karena meningkatkan bahan nuklirnya yang berpotensi menjadi bom atom, lansir The Telegraph, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Trump Rencanakan Serang Fasilitas Nuklir Iran, Minta Opsi Dari Penasihat Keamanan

Para pembantu Trump dilaporkan percaya telah mencegahnya untuk melancarkan serangan rudal terhadap Iran.

Tetapi sang presiden mungkin masih mencari cara untuk menyerang aset dan sekutu Iran, termasuk milisi di Irak, kata para pejabat."

Serangan dunia maya dilaporkan juga ada dalam daftar kemungkinan tindakan AS.

Presiden, Anda akan ingat, memulai tahun dengan memerintahkan pembunuhan Qasem Soleimani, pemimpin pasukan Quds Iran.

Trump menawarkan serangkaian penjelasan yang bergeser untuk pembunuhan itu.

Menunjukkan serangan terhadap pasukan Amerika sudah dekat.

Baca juga: Iran Tegaskan akan Balas dan Hancurkan Setiap Serangan Amerika Serikat

Menteri Pertahanan Mark Esper sebelum dipecat mengakui belum melihat bukti klaim Trump bahwa Iran sedang merencanakan serangan terhadap empat kedutaan besar Amerika Serikat di luar negeri.

Kedua negara muncul di ambang perang , sebelum Iran meluncurkan rudal ke pangkalan Amerika di Iran.

Serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa , tetapi tampaknya mengakhiri masalah untuk saat ini.

Itu bukanlah kejutan.

Fantasi lama Partai Republik tentang perang dengan Iran tetap menjadi dorongan kuat di sayap hawkish partai.

Mantan Presiden George W. Bush menyebut Iran bersama dengan Irak dan Korea Utara menjadi " Poros Kejahatan " pada 2002.

Baca juga: Arab Saudi Kutuk Serangan Houthi Dukungan Iran dan Teroris ke Kerajaan

Tampaknya juga siap untuk konflik sampai pendudukan Irak menjadi sangat salah.

Sehingga membatasi kemampuan dan ambisi Amerika untuk membuat ulang strategi di Timur Tengah.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved