Harimau Muncul Lagi di Subulussalam
Muncul Kembali dan Terkam Sapi, Begini Rentetan Konflik Harimau dengan Manusia di Subulussalam
Ternak sapi yang dimangsa tersebut milik warga bernama Gunawan Cibro. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB atau jelang dini hari
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Ternak sapi yang dimangsa tersebut milik warga bernama Gunawan Cibro. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB atau jelang dini hari tadi.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Harimau Sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) dilaporkan kembali muncul ke dekat permukiman penduduk di Kota Subulussalam.
Informasi yang diterima Serambinews.com, Sabtu (21/11/2020) ‘si raja rimba’ itu menerkam ternak sapi milik warga di Desa Lae Motong, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Ternak sapi yang dimangsa tersebut milik warga bernama Gunawan Cibro. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB atau jelang dini hari tadi.
Kemunculan hewan dilindungi ini kembali meresahkan masyarakat Kota Subulussalam khususnya di Lae Motong.
Pasalnya hewan bertaring ini, mulai memangsa hewan ternak dan kemunculannya juga membuat masyarakat sekitar takut ke kebun.
Padahal, konflik antara harimau dengan manusia di Subulussalam baru saja mereda sekitar empat bulan.
Baca juga: Terjatuh dari Sepeda Motor, Penjambret di Jangka Bireuen Babak Belur Dihajar Warga
Baca juga: VIDEO Warga Obrak abrik Rawa Lokasi Dugaan Perampok Toko Emas Menghilang
Baca juga: Pelaku Diupah Rp 6 Juta Bila Berhasil Bawa Kabur 4 Rohingya di Lhokseumawe
Menyikapi masalah tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam turun ke lapangan.
Tim BKSDA Aceh seksi konservasi wilayah ll Subulussalam turun bersama WCS-IP dan masyarakat mengecek lokasi temuan ternak yang diterkam harimau.
“Benar ada laporan warga soal kemunculan harimau, kami sudah turun ke lokasi dan menemukan sisa ternak yang dimangsa,” kata Riya Kamba, SHut, petugas BKSDA Kota Subulussalam.
Menurut Riya Kamba, hewan ternak yang dimangsa harimau berjumlah satu ekor dan ada sisa bangkai ditemukan di sekitar kandang.
Kandang ternak sapi ini terletak di kebun kelapa sawit terpaut sekitar dua kilometer dari permukiman penduduk.
Selain bangkai sapi bekas mangsa harimau, tim BKSDA juga menemukan jejak hewan pemangsa tak jauh dari lokasi kejadian
Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam telah memasang kamera jebakan atau camera trap untuk memantau harimau sumatera.
Sejauh ini pihak BKSDA belum dapat memastikan berapa individu harimau yang masuk ke dekat permukiman penduduk lantaran jejak kaki kurang jelas akibat musim hujan.
Tim BKSDA hanya dapat memperkirakan harimau tersebut sudah dewasa. Hal itu berdasarkan jejak kaki yang masih tersisa dan petunjuk lain.
Hewan ternak milik Gunawan Cibro, ini menurut Riya Kamba dimangsa harimau dari kandangnya di kebun kelapa sawit dekat permukiman warga.
Guna mendeteksi secara jelas soal sosok harimau tersebut, tim pun memasang empat unit kamera trap.
BKSDA juga berdiskusi dengan masyarakat terkait koflik harimau yang menggegerkan penduduk setempat.
“Malam ini kami tim BKSDA , WCS dan pemilik ternak sapi akan berjaga di lokasi sekitar TKP untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan,” terang Riya Kamba
Di sisi lain, BKSDA Subulussalam mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di kebun.
Kasus harimau Sumatera masuk ke permukiman warga sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
Konflik antara satwa liar ini pun semakin menjadi-jadi dalam dua tahun belakangan dan sempat mereda sejak Juni lalu.
Meredanya konflik harimau hingga selama empat bulan terakhir menyusul penyelamatan yang dilakukan BKSDA, Senin (15/6/2020) di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan.
Saat itu tim KSDA bersama mitra WCS-IP, FKL dan Polres Aceh Selatan berhasil menangkap seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur.
Harimau ini sebelumnya sempat meresahkan masyarakat setempat karena berkeliaran ke permukiman penduduk di sana.
Harimau Sumatera tersebut bahkan sempat terekam video kamera ponsel warga Rabu (29/4/2020) di areal perkebunan kelapa sawit Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Dalam video yang beredar Rabu (29/4/2020) tampak seekor harimau yang sempat lari lalu mengendap.
Lokasi penampakan harimau hanya terpaut beberapa meter dari jalan yang dilintasi warga setempat.
Bahkan saat direkam tampak beberapa warga melintas dengan sepeda motor.
”Waduh-waduh… macam mau nerkam, waduh…, gak ah,” demikian kata yang keluar dari perekam ketika melihat gelagat harimau seperti mau menerkam.
Sebelumnya, Harimau sumatera juga membuat geger masyarakat Sultan Daulat, Kota Subulussalam karena muncul ke dekat permukiman penduduk.
Ini terjadi Senin (20/4/2020) petang lalu seekor harimau sumatera muncul di areal perkebunan kelapa sawit PT Asdal Prima Lestari di Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Harimau tersebut juga sempat diabadikan warga dengan kamera ponsel saat sedang melintas.
Satwa itu direkam sekitar pukul 17.45 WIB oleh karyawan perkebunan yang sedang melintas menuju PT Indo Sawit Perkasa atau ISP yang berada di Desa Pasir Belo.
Harimau itu tampak di atas tebing jalan sebelah kanan sekitar lima kilometer dari jalan nasional atau simpang PT Asdal.
Kasus serupa terjadi juga di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat. Harimau muncul dan melintas di jalan nasional hingga membuat pengendara terkejut.
"Ada warga yang sedang menjemput anaknya pulang mengaji terkejut karena nampak harimau melintas depan mobilnya," kata Nasution Padang, salah seorang warga Singgersing kepada Serambinews.com Jumat (21/2/2020).
Info lain warga yang melihat harimau melintas antara lain bernama Junaidi. Dia melihat penampakan dua ekor harimau.
Hewan dilindungi itu dilaporkan melintas di Jalan Nasional. Kabarnya Junaidi sedang mengemudikan mobil bersama istri dan anaknya.
Nah tanpa disangka keduanya melihat dua ekor harimau saat dalam perjalanan dari rumahnya menuju arah Subulussalam.
Teror harimau terhadap masyarakat Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam berlangsung dua bulan lebih.
Kemudian, awal Maret lalu, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) berhasil menangkap satu ekor harimau sumatera usai terjebak dalam perangkap baja yang dipasang dengan umpan kambing.
Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto yang dikonfirmasi Serambinews.com via telepon selulernya membenarkan tertangkapnya salah satu kawanan harimau sumatera yang selama ini berkeliaran di permukiman penduduk.
Harimau diperkirakan masuk dalam perangkap yang dipasang tim BKSDA sekitar pukul 22.00 WIB malam tadi. “Iya, memang ada satu yang sudah tertangkap, sekitar pukul 22.00 WIB lah lebih kurangnya,” kata Agus Arianto
Namun, beberapa hari setelah ditangkap, BKSDA Aceh mengkonfirmasi mentranslokasi atau melepasliarkan harimau sumatera yang berhasil ditangkap di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Menurut Agus Arianto harimau tersebut akan dilepasliarkan kembali setelah dilakukan pemeriksaan kondisi kesehatan dan lainnya menyeluruh.
Tapi hanya berselang beberapa pekan, harimau sumatera dilaporkan kembali muncul ke permukiman penduduk dan memangsa ternak warga di Desa Darul Makmur, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
”Iya, harimau kembali muncul dan memangsa ternak warga,” kata Rahmat Fadly, Camat Sultan Daulat yang dikonfirmasi Serambinews.com, Sabtu (18/4/2020).
Menurut Camat Rahmat, berdasarkan laporan yang diterimanya harimau tersebut muncul pada Selama malam lalu.
Bukan sekadar muncul namun binatang buas tersebut turut memangsa dua ekor kambing warga di sana. Selain itu, kata Rahmat, harimau juga dilaporkan melukai seekor lembu warga di daerah tersebut.
Mengenai masalah ini, Rahmat mengaku sudah melaporkan kepada pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam.
Tim BKSDA sudah turun ke lokasi dan memasang kamera trap guna mendeteksi harimau terkait.
Rahmat belum mendapat informasi jumlah harimau yang masuk ke permukiman penduduk wilayah pimpinannya itu apakah memiliki kawnaan atau tunggal.
”Soal jumlah belum tau, sekarang BKSDA sudah turun dan memasang kamera trap untuk mendeteksi,” ujar Rahmat
Sebelumnya, dua pekan lalu juga sempat heboh kabar tiga warga Jambi Baru di Sultan Daulat yang melihat harimau saat bekerja di hutan.
Ketiga warga ini terjebak sehingga arus memanjat pohon kayu untuk menghindari serangan harimau. Ketiganya pun berhasil lolos setelah malam dan dikabarkan selamat.
Kemudian, beberapa waktu lalu jejak harimau juga ditemui di Desa Suka Maju, Desa Bawan dan Gunung Bakti.
Selanjutnya tim BKSDA Aceh bersama mitra WCS-IP, FKL dan Polres Aceh Selatan Senin (15/6/2020) berhasil menangkap seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Harimau itu ditangkap di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur. Harimau ini sebelumnya sempat meresahkan masyarakat setempat karena berkeliaran ke permukiman penduduk di sana.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto, S.Hut dalam siaran persnya kepada Serambinews.com, membenarkan penyelamatan seekor harimau sumatera di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.
Menurut Agus penangkapan yang dalam istilah BKSDA penyelamatan tersebut dengan menggunakan kandang jebak (boxtrap).
Dikatakan, upaya penyelamatan ini dilakukan berdasarkan hasil analisis tim teknis lapangan maupun dokter hewan yang terdiri dari BKSDA Aceh, WCS-IP, dan FKL melalui foto dan video camera trap.
Hewan tersebut, kata Agus merupakan Harimau Sumatera yang selama ini berkonflik di Desa Kapa Seusak dan Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan yang terjadi sejak akhir bulan Maret 2020.
Berdasarkan hasil observasi awal oleh tim dokter hewan di lapangan, diketahui bahwa Harimau Sumatera tersebut berjenis kelamin betina dengan perkiraan umur 4 tahun dan berat 80 kg.
Guna mendapatkan kepastian kondisi kesehatannya, tim dokter telah melakukan pengambilan sampel darah untuk diperiksakan di laboratorium.
Kini, harimau sumatera kembali menggemparkan masyarakat. Pasalnya, kucing besar itu muncul kembali dan kali ini di lokasi berbeda yang terpaut 65 kilometer dari perbatasan Aceh Selatan.
Sekadar informasi, Desa Bawan berbatasan dengan Desa Pasir Belo yang berada dekat kawasan hutan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Di TNGL selain harimau juga terdapat gajah sumatera termasuk badak.
Tahun 2015 lalu, seorang warga yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kebun, Hariyadi (50), dilaporkan tewas akibat diinjak gajah di areal perkebunan Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Lantaran itu, warga meminta agar pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera menangkap atau menghalau harimau sumatera tersebut. (*)