Berita Abdya

Jembatan Rangka Baja Krueng Teukueh Abdya Rampung 86 Persen

Pembangunan jembatan rangka baja ini menyerap anggaran Rp 12, 117 miliar sumber APBA-Otsus Pemerintah Aceh tahun 2020.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
FOTO KIRIMAN MUHIBUDDIN
Proyek Jembatan Rangka Baja Krueng Teukueh di Desa Lama Tuha, kawasan terpencil Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Abdya, menyerap anggaran Rp 12,117 miliar sumber dana APBA-Otsus tahun 2020, sudah rampung sekitar 85 persen hingga Jumat (20/11/2020). 

Di Desa Lama Tuha, daerah terpencil di seberang sungai Krueng Teukueh, terdapat hamparan lahan yang dikembangkan menjadi sentra pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat. Tanaman kelapa sawit yang ditanam sejak 12 tahun lalu sudah lama berproduksi. 

Jalur pendek untuk menjangkau kawasan perkebunan di Lama Tuha adalah dari Dusun Drien Leukiet, Desa Blang Makmur dengan jarak hanya 8 kilometer (km). Namun, jalur ini harus menggunakan jasa rakit penyeberangan Krueng Teukueh. 

Memang ada jalur darat yang tembus langsung dari dan ke kawasan Lama Tuha (tanpa menggunakan jasa rakit), yaitu dari Pasar Pantee Rakyat, Kecamatan Babahrot. Tapi, jalur ini jarak tempuh sangat jauh, mencapai sekitar 37 km. Jalur darat tanpa rakit ini menjadi lintasan angkutan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit produksi Lama Tuha.        

Karena waktu tempuh tidak terlalu lama, masyarakat petani memilih jalur dari Drien Leukiet, meskipun harus  menggunakan jasa rakit di Krueng Teukueh menuju kawasan perkebunan Lama Tuha.  

Rakit penyeberangan Krueng Teukueh beroperasi setiap hari dari pagi sampai malam melayani jasa penyeberangan.

Khusus hari Sabtu dan Minggu, rakit ini harus melayani ratusan warga menggunakan sepmor menuju lokasi perkebunan di Lama Tuha. Pengguna jasa rakit ini harus antre di dua sisi sungai menunggu giliran untuk menyeberang.

Pihak pengelola rakit mengutip jasa Rp 3.000 per sepmor atau Rp 6.000 untuk pergi dan pulang.

Baca juga: Pria Prancis Dihukum 25 Tahun Penjara, Terbukti Membunuh dan Membakar Istrinya Sendiri

Baca juga: Jasad Pria Kaya dan Budak Hangus Terbakar Dari Letusan Gunung Vesuivus 2.000 Tahun Lalu Ditemukan

Baca juga: Gubernur Nova Resmikan Masjid Bantuan Masyarakat Aceh di Palu

Baca juga: Sakit Hati, Remaja Ini Nekat Sebar Foto Vulgar Mantan Pacar ke Medsos, Kini Mendekam di Penjara

Seperti pernah disampaikan Ismail (24), operator rakit Krueng Tekueh kepada Serambinews.com beberapa waktu lalu, rakit yang beroperasi sejak akhir 2008 lalu, sedikitnya sudah tiga unit rakit  hilang diseret arus banjir.

Terparah peristiwa banjir 23 Agustus 2016 lalu, bukan saja menghanyutkan rakit Krueng Teukueh, tapi juga meruntuhkan  jembatan rangka baja Krueng Teukueh yang sedang dipasang, saat itu.

Bentang rangka baja yang telah dipasang saat itu sudah mencapai 50 meter, dari total panjang 60 meter, melintang sungai besar tersebut ambruk ke dalam sungai besar itu. Masyarakat tentu sangat kecewa karena harapan kehadran sebuah jembatan menjadi pupus, saat itu.

Pasca ambruk jembatan rangka baca dalam proses pemasangan tiga tahun lalu, masyarakat tetap mengantung harapan besar kepada Pemkab Abdya agar pembangunan jembatan Krueng Teukueh, agar direncanakan kembali.

Harapan tersebut terwujud tahun 2020, setelah Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah turung langsung ke lokasi, didampingi Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH pada malam hari, sekitar bulan Desember 2018, lalu.  Rencana kelanjutan proyek jembatan rangka baja Krueng Teukueh sempat hilang timbul.   

Bagi masyarakat petani, kehadiran jembatan permanen Krueng Teukueh selain membuka isolasi kawasan sentra pertanian dan perkebunan Lama Tuha, dan menjadi sarana penunjang peningkatan perekonomian masyarakat atau menjadi urat nadi perekonomian ribuan masyarakat Kabupaten Abdya.

Terwujudnya jembatan rangka baja di Krueng Teukueh selain mengakhiri era rakit juga kawasan Lama Tuha yang punya hamparan luas akan berkembang pesat sebagai sentra perkebunan dan pertanian, dan tidak tertutup kemungkinan menjadi daerah pemukiman baru di Abdya.  

Terlebih lagi, kawasan Lama Tuha terdapat teluk surien yang sudah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Pelabuhan Teluk Surin, sebuah pelabuhan  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) barat selatan Aceh.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved