Sekda Aceh: Program Gemas Lindungi Anak Sekolah                     

Program Gerakan Masker Sekolah (Gemas) yang akan dilaksanakan Pemerintah Aceh pada 2 Desember 2020 untuk menyelamatkan 1 juta

Editor: bakri
Humas Setda Aceh
Sekda Aceh, dr Taqwallah MKes, sedang berikan penjelasan Program Gemas 2020 kepada peserta Vidcom rakor Gemas dengan Pihak Kanwil Kemenang Aceh di Ruang Sekda Aceh, Banda Aceh, Senin (23/11/2020). 

BANDA ACEH - Program Gerakan Masker Sekolah (Gemas) yang akan dilaksanakan Pemerintah Aceh pada 2 Desember 2020 untuk menyelamatkan 1 juta anak sekolah dan 117.712 orang guru dari penularan virus corona. Sebanyak 1 juta lembar masker yang akan dibagikan itu merupakan bantuan pemerintah pusat,  BUMN, sejumlah perusahaan, dan donatur lainnya.

Sekda Aceh dr Taqwallah MKes menegaskan, dalam pelaksanaan program Gemas tidak ada pembiayaan khusus, melainkan dengan pembiayaan mandiri. Masing-masing SKPA yang ditunjuk sebagai koordinator program di masing-masing daerah membiayai kegiatan  kunjungan ke daerahnya melalui sumber dana rutinnya.

Dikatakan, sebanyak 1,2 juta lembar masker yang dibutuhkan untuk anak sekolah merupakan bantuan pemerintah pusat,  BUMN, sejumlah perusahaan, dan donatur lainnya.

“Program Gemas bukan semata-mata untuk bagi-bagi masker kepada anak sekolah. Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan kesadaran pakai masker di lingkungan sekolah, guru, wali murid dan keluarganya, agar tercegah dari penularan virus Corona,” katanya sesai acara pemberian pengetahuan Covid kepada 6.783 kepala sekolah dan wali kelas secara virtual di ruang kerja Sekda Aceh, Selasa (24/11/2020). 

Kadisdik Aceh Drs Rahcmat Fitri HD mengatakan, untuk mencegah dan menangani masalah Covid, di setiap sekolah sudah dibentuk tim pencegah yang diketuai langsung kepala sekolah  masing-masing.

Sekolah yang sudah melaksanakan belajar tatap muka di daerah, kata Rachmat Fitri, wajib menerapkan protokol kesehatan, di antaranya murid yang datang ke sekolah wajib pakai masker. Sekolah juga wajib miliki tempat cuci tangan yang memadai dan murid dilarang berkerumun.

Pada kesempatan itu, Dr Syahrul juga ikut menyampaikan pengetahuan tentang Covid-19 kepada kepala sekolah dan wali kelas secara virtual.

“Kita harus membuat tujuh gelombang. Ini kita lakukan, karena jumlah guru yang diberikan pengetahuan Covid sangat banyak. Satu gelombang sebanyak 1.000 orang guru, dengan masa waktu 1 jam tiap gelombang  di masing-masing sekolah secara virtual,” tandas Syahrul.(her)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved