Berita Kutaraja
Anggota DPRK Banda Aceh Minta Disdikbud Serius Siapkan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Ia melanjutkan, simulasi itu perlu dilakukan sebagai persiapan kegiatan belajar mengajar kembali di era ‘new normal’.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Saifullah
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sekretaris Fraksi PAN DPRK Banda Aceh, Musriadi, SPd, MPd meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banda Aceh untuk serius mempersiapkan simulasi penerapan protokol kesehatan jelang pembelajaran tatap muka.
"Protokol kesehatan harus dibuat sedetail mungkin dan mudah dipahami semua pihak. Orang tua atau wali murid wajib melaksanakan protokol kesehatan tersebut dan mengawal pelaksanaannya, terutama juga ketika siswa berada di rumah," tutur Musriadi kepada Serambinews.com, Selasa (1/12/2020).
Ia melanjutkan, simulasi itu perlu dilakukan sebagai persiapan kegiatan belajar mengajar kembali di era ‘new normal’.
"Persiapan untuk pembelajaran tatap muka perlu dilakukan dengan serius. Jangan sampai saat dibukanya pembelajaran tatap muka malah menambah kasus penyebaran Covid-19," urainya.
Menurut politisi PAN itu, simulasi yang akan dilakukan harus menekankan pada pentingnya protokol kesehatan secara ketat.
Baca juga: Update Hari Ini, Enam Warga Lhokseumawe Sembuh dari Covid-19, Jumlah Orang Terpapar Tersisa Segini
Baca juga: Seluruh Fraksi Setujui APBK Aceh Tamiang 2021 Sebesar Rp 1,2 Triliun, Begini Perinciannya
Baca juga: 202 Suspek Covid di Abdya Selesai Isolasi, Kasus Baru Probable Nihil, Kini Tersisa 1 Kasus Positif
Terutama bagi warga sekolah yang akan melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) secara luring (luar jaringan) alias belajar tatap muka.
Misalnya, dengan menjaga kebersihan individu maupun lingkungan sekolah, menyediakan wastafel portabel di setiap sekolah untuk memudahkan mencuci tangan, memakai masker, serta menjaga jarak (physical distancing).
"Kita semua merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Namun, pendidikan dan kesehatan juga harus berjalan beriringan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan pada setiap sekolah," papar dia.
Prasarana dan sarana penunjang penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah harus segera disiapkan menjelang pembelajaran tatap muka nanti. Pembatasan jumlah siswa yang belajar juga menjadi perhatian bagi semua pihak.
Dalam masa percobaan itu, Musriadi meminta, agar tidak semua siswa diperbolehkan bersekolah secara bersamaan supaya anjuran prokes tetap terjaga.
Baca juga: Kasus Ayah Mertua Bunuh Menantu, Sang Istri Malah Bersyukur Suaminya Tewas Dibunuh Ayahnya
Baca juga: Kios Pangkalan Gas di Trienggadeng Digasak Maling, 216 Tabung Elpiji Raib, Segini Taksiran Kerugian
Baca juga: Di Abdya, Belum Ada Pelanggar Protokol Kesehatan yang Dikenakan Sanksi Denda
Selain itu, pengawasan secara ketat terhadap sekolah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka juga perlu dilakukan. Tujuannya untuk mencegah munculnya klaster baru penyebaran Covid-19.
Ia juga berharap, edukasi dan pelaksanaan penerapan protokol kesehatan bagi murid juga bisa dilakukan sejak berada di rumah, dalam perjalanan ke sekolah, hingga berada di sekolah, sampai akhirnya kembali lagi ke rumah.(*)